Bukan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kalau tidak bisa membuat siapa pun orang kelimpungan. Kali ini, mantan presiden RI ke-4 itu membeberkan borok kandidat wakil presiden Jusuf Kalla yang dulu pernah
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatra Barat (Sumbar) hingga kini belum memperoleh izin dari Presiden Megawati Soekarnoputri untuk memeriksa Wali Kota Solok Yumler Lahar dalam kasus mark up (penggelembungan) dana pada proyek pengerukan lahan terminal truk Kota Solok senilai Rp1,3 miliar.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Laksamana Sukardi, menegaskan komisaris dan direksi PT Pertamina (pesero) akan membuka dokumen penjualan dua tanker raksasa (very large crude carrier/VLCC).
Kejaksaan Negeri Lebak, Banten, terus menyelidiki dugaan kasus korupsi proyek rehabilitasi Rumah Sakit Umum Daerah Adjidarmo, Rangkasbitung, senilai Rp 1,8 miliar. Untuk mengungkap kasus ini, selain Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Lebak Narasoma, mantan Bupati Lebak Mohamad Yas'a Muliyadi juga telah diperiksa kejaksaan.
Gelombang protes bermunculan menyusul pernyataan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Laksamana Sukardi mengenai penjualan tanker raksasa PT Pertamina (Persero) akhir pekan lalu. Sebagian besar menolak penjelasan Laksamana yang juga menjabat sebagai komisaris utama perusahaan minyak nasional yang menyatakan penjualan tanker merupakan pengalihan utang.
Setelah hampir sebulan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melansir kekayaan para calon presiden-calon wakil presiden, baru capres Hamzah Haz dan cawapres Jusuf Kalla yang bersedia melengkapi dokumen asli kepemilikan dan diverifikasi Laporan Kekayaan Penyelenggara Negara (LKPN). Kedua calon ini bersedia menyiapkan kelengkapan asli dokumen kepemilikan dan telah menunjuk kuasa hukum untuk mendampingi tim pemeriksa KPK.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Irjen Pol. Drs. Edi Darnadi menegaskan, tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan gedung dan rehab madrasah di Jawa Barat dari APBN tahun 2003 senilai Rp 55 miliar, sudah mulai terungkap.
Kampanye akbar pasangan dwitunggal Amien Rais-Siswono Judo Husodo di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, kemarin menjadi kampanye massa yang terbesar selama pilpres ini. Hampir seratus ribu tempat duduk serta lapangan di GBK dipenuhi massa Amien-Siswono yang datang dari berbagai kalangan.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Pepatah itu rasanya cocok menggambarkan dunia pendidikan Indonesia. Kecilnya anggaran yang diterima ternyata tidak menghalangi praktik penyunatan dan penyelewengan dana.
LUPAKAN DPRD yang lama dengan segala kelucuannya itu. Anggap saja itu harga yang harus dibeli di masa transisi menuju demokrasi yang sejati. Sekolah TK saja perlu ongkos, apalagi sekolah demokrasi.