Tim Penyelidik Independen Penjualan Tanker Pertamina Dibentuk [14/07/04]
Tim yang terdiri dari Indonesia Corruption Watch (ICW), lembaga riset Independent Research and Advisory, serta ahli ekonomi Faisal Basri akan melakukan penyelidikan independen terhadap proses penjualan kapal tanker raksasa jenis very large crude carrier, milik PT Pertamina.
Tim ini akan mengkaji penjualan itu dari berbagai sisi, di antaranya dari kacamata logika ekonomi, latar belakang keuangan, maupun kewajaran proses tender penjualan. Pengumpulan data sudah dimulai, tapi kami belum menganalisisnya, kata Lin Che Wei, peneliti dari Independent Research and Advisory, kemarin.
Menurut Che Wei, tim itu akan bekerja sama dan fokus pada keahlian masing-masing. Dia mengatakan, pihaknya dibantu Faisal Basri, akan lebih menyorot dan memverifikasi logika ekonomi di balik penjualan kapal yang berbobot mati 260 ribu ton itu. Untuk itu, kami meneliti tanpa adanya prasangka dan hanya menganalisis dari kacamata ekonomi.
Hingga saat ini, Che Wei mengaku telah mengumpulkan pelbagai proposal menyangkut financial advisor, proses penjualan kapal, kronologi penjualan, dan sebagainya. Tapi, dia mengaku kesulitan memperoleh data mengenai alasan pengadaan kapal tanker itu pada waktu lalu, ketika Pertamina masih dipimpin direksi lama. Kami ingin tahu, logika ekonominya bagaimana.
Sedangkan ICW yang dimotori Teten Masduki akan menyelidiki dugaan ketidakwajaran dalam proses penjualan, termasuk peran dan keterlibatan penasihat keuangan Pertamina. Untuk itu, menurut Wakil Koordinator ICW Danang Widoyoko, pihaknya terbuka untuk informasi apa pun dari pihak mana pun, mengenai penjualan ini. Kami bersedia berdiskusi mengenai masalah ini.
Danang mengemukakan, pembentukan tim dilakukan untuk menemukan penjelasan yang jernih di tengah kesimpangsiuran informasi mengenai penjualan kapal tanker tersebut. Pembentukan tim sekaligus dilakukan untuk menindaklanjuti pernyataan Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi yang meminta adanya penilaian independen atas penjualan tersebut. Di samping itu, Mumpung Pertamina bersedia memberikan datanya, kata Danang.
Hasil temuan dari dua fokus penyelidikan akan dikombinasikan dan dirangkum dalam suatu laporan, yang memuat rekomendasi atas penjualan tersebut. Jika ternyata ditemukan adanya ketidakwajaran atau penyimpangan, temuan itu terbuka untuk ditindaklanjuti. Tidak tertutup kemungkinan pula akan disampaikan pada Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), yang juga tengah menyelidiki kasus yang sama.
Menurut Che wei, penyelidikan ini tetap relevan meski kapal itu telah terjual. Terlepas kapal itu sudah terjual atau tidak, yang penting adalah akuntabilitas transaksinya, kata dia. Timnya hanya akan memberikan rekomendasi terbuka pada publik untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap proses penjualan itu.
Untuk menepis tudingan bahwa tim ini hanya berpihak atau digerakkan pihak tertentu, penyelenggara konferensi pers kemarin sengaja mengundang pihak yang pro dan kontra penjualan. Dari Pertamina, hadir Direktur Keuangan Alfred Rohimone. Tapi, pihak yang menentang penjualan tidak hadir. Che Wei mengatakan, pihak yang kontra sebagian besar adalah anonim.
Alfred mengemukakan, Pertamina siap membuka diri atas semua pertanyaan mengenai penjualan kapal tersebut. Silakan kalau mau audit forensik. Mau masuk, silakan, asal tidak merecoki. Tapi, saya akui, Pertamina juga tidak bisa dibilang sok suci. Ada hal-hal yang tidak bisa dihilangkan begitu saja karena sudah berlangsung selama 40 tahun, paparnya. dara meutia uning
Sumber: Koran Tempo, 14 Juli 2004