Yusuf Supendi Laporkan Kasus Bansos di Jabar

Mantan petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yusuf Supendi mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kemarin.

Dia melaporkan dugaan penyelewengan dana bantuan sosial (bansos) dan dana hibah di Jawa Barat. “Saya menemukan dana bansos disunat 50 persen. Saya punya data. Walaupun ini masalah kecil, tapi total (dana bansos) seluruh Indonesia kan Rp 300 triliun,” kata Yusuf kepada pers.
Mantan anggota Majelis Syuro PKS itu menjelaskan, Jawa Barat kebagian dana bansos dan hibah Rp 836 miliar. Yusuf menduga dana tersebut dipotong separuh.

Dharnawati Kesal Ditagih Fee

Terdakwa kasus dugaan suap di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), Dharnawati, mengaku pernah marah-marah karena terus didesak untuk membayar commitment fee oleh pejabat kementerian itu.

Pengakuan Dharna didukung oleh kesaksian sopirnya, Damianus Elly Sai dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (5/12). Damianus mengaku pernah mendengar percakapan Dharnawati melalui telepon dengan seseorang. Saat itu Dharna berbicara dengan nada marah.

Indonesia Bebas Korupsi

Menjelang Hari Antikorupsi Sedunia pada 9 Desember 2011,masalah korupsi masih menjadi pekerjaan rumah yang harus kita tuntaskan. Namun, bukan berarti kita tidak punya capaian sama sekali.

Adalah benar, korupsi belum tuntas diberantas, tetapi bukan berarti semua ikhtiar kita dalam memberantas korupsi sia-sia belaka ataupun hanya jalan di tempat. Data korupsi yang sekarang muncul tidak hanya bisa dilihat dari segi persoalan, tapi juga dapat dibingkai dari kacamata pencapaian.

Antara Janji dan Tugas KPK

Seleksi komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi selesai sudah. Mereka yang terpilih akan segera dilantik. Tugas yang sedemikian banyak, tugas perkara yang menumpuk, adalah tantangan membangun institusi KPK agar lebih kuat.

Kita Butuh “Kegilaan” Abraham dan BW

Kasus Century dengan bukti-bukti yang lebih dari cukup juga tidak bergerak maju. Kita tampak seperti perang-perangan saja dalam pemberantasan korupsi. Padahal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berulang-ulang mengatakan, dia akan hunus pedang dan pimpin sendiri perang melawan korupsi.

Rawan Korup, Klarifikasi ke KPK - Syarif Janji Perbaiki Kemenkop UKM

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Syarif Hasan kemarin mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta.

Syarif memintai penjelasan KPK terkait survei integritas KPK yang menyebut Kementeriannya dianggap paling rawan korupsi. Selanjutnya dia berjanji ke depannya akan membangun sistem pemasaran,teknologi informasi dan memperbanyak spanduk dan stiker antikorupsi.Dia juga menilai positif atas pertemuan dengan KPK tersebut.

Permintaan Perlindungan Saksi Naik

Permintaan perlindungan pada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Masyarakat yang menjadi korban maupun saksi kejahatan semakin sadar meminta perlindungan pada lembaga ini. Pada 2008, LPSK melindungi kurang 20 orang korban dan saksi.

KY Pesimis Bisa Jaring 15 Hakim Agung

Komisi Yudisial (KY) pesimistis bisa mendapatkan 15 calon hakim agung (CHA) yang diperlukan Mahkamah Agung (MA) saat ini.

Sesuai aturan UU, KY memang harus menyiapkan 15 CHA untuk kemudian diserahkan Komisi III DPR untuk dipilih lima hakim agung. Pasalnya, MA memang membutuhkan lima hakim agung.

Publik Tunggu Gebrakan KPK Baru

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru diminta tidak tebang pilih memberantas kasus korupsi. Mereka harus membuktikan jika mulai mengusut kasus besar dalam 100 hari kerja.

“Dalam 100 hari atau katakanlah tiga bulan ada hal-hal yang riil yang diberikan dari sejumlah kasus seperti,Century,Wisma Atlet,atau Mafia Pajak,”kata Pakar Komunikasi Politik Effendi Ghazali saat dihubungi di Jakarta kemarin. Dia berharap KPK yang sekarang lebih “galak”dari yang sebelumnya, khususnya, dalam hal penindakan. Terlebih di dalamnya terdapat Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas.

Aryanto Sutadi Dilarang Masuk KPK

Salah seorang calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Aryanto Sutadi, mendapat penolakan keras dari sejumlah aktivis antikorupsi. Calon yang berasal dari latar belakang kepolisian itu dinilai berpotensi melemahkan KPK.

Puluhan aktivis yang tergabung dalam Koalisi Pemantau Peradilan membentangkan garis penghalang semacam garis polisi bertuliskan "Anticorruption Line. Aryanto Sutadi Do Not Enter" di pintu masuk gedung KPK, Kamis (1/12/2011). Sejumlah peserta aksi juga membawa poster berisi alasan penolakan terhadap Aryanto.

Subscribe to Subscribe to