Mantan Kepala Bank Mandiri Cabang Pembantu (Capem) Tembalang, Any Utaminingsih, masuk dalam daftar pencairan atau buron penyidik Kejati Jateng.
Pemberantasan korupsi harus dimulai melalui perbaikan layanan publik dalam bidang yang paling menyentuh masyarakat. Anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Mas Achmad Santosa menjelaskan, pemerintah baik pusat maupun daerah harus fokus pada pembenahan pelayanan publik, terutama yang berinteraksi dengan pelaku bisnis dan rakyat.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengembangkan kasus dugaan suap yang melibatkan Sekretaris Daerah Kota Semarang Akhmat Zaenuri serta dua anggota DPRD, Agung Purno Sardjono dan Sumartono.
Setelah memeriksa sejumlah pejabat Pemkot Semarang, penyidik KPK pekan ini akan mulai meminta keterangan anggota Dewan. Hal itu diungkapkan Kepala Biro Humas KPK Johan Budi SP, Minggu (4/12).
Namun, Johan tidak menjelaskan apakah pemeriksaan akan dilakukan terhadap seluruh anggota Dewan atau hanya anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD.
’’Itu teknis penyidikan,’’ ujarnya.
Keterpilihan Abraham Samad sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015 mengejutkan berbagai pihak. Bagaimana tidak, pegiat antikorupsi dari Makassar itu mampu mengungguli nama-nama tenar seperti Bambang Widjojanto dan ketua sebelumnya, Busyro Muqoddas.
ABRAHAM Samad merupakan pimpinan KPK yang paling muda. Lahir di Makassar 27 November 1966, Samad menyelesaikan pendidikan strata satu hingga strata tiga bidang hukum di Universitas Hasanuddin. Di kampung halamannya, pria berusia 45 tahun itu dikenal sebagai aktivis antikorupsi.
Pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta memprioritaskan pemulihan independensi lembaga tersebut.
Mereka juga harus solid menangkal upaya kooptasi dan intervensi. “Agenda kerja yang satu ini amat berat. Saya yakin akan ada upaya memperlemah posisi kepemimpinan KPK dengan cara mencari-cari dan mengungkit kesalahan yang mungkin pernah dilakukan,” kata anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo, Minggu (4/12).
Janji Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih, Abraham Samad, untuk menuntaskan kasus- kasus besar mendapat respons dari berbagai kalangan.
Partai Demokrat (PD) misalnya mengingatkan pimpinan KPK agar tidak terbebani anggapan bahwa kasus besar berarti hanya Century dan Wisma Atlet. Masih banyak kasus besar lain yang juga harus diselesaikan. ”Masih banyak yang lain, KPK pasti tahu (kasus-kasus besar tersebut),” ujar Sekretaris Fraksi Demokrat yang juga anggota Komisi III Saan Mustopa saat dihubungi kemarin.
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru diminta tidak semena-mena mengubah sistem atau menghentikan pengusutan kasus yang tengah dilakukan lembaga antikorupsi itu.
Penyidik pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) akan menetapkan tersangka lain dalam kasus dugaan korupsi pengadaan peralatan dan penunjang laboratorium di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Saat ini, tim penyidik masih meningkatkan penyidikan kasus tersebut.“Itu kewenangan penyidik, kalau memang ditemukan bukti ada keterlibatan pihak-pihak,tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain.Lihat saja hasil penyidikan tim penyidik,” kata Jampidsus Andhi Nirwanto seusai acara sarasehan Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jakarta kemarin.
”Murid dari negara korup lebih cenderung menerima perilaku suap karena menganggap norma sosial mereka membolehkan”
INGAR-BINGAR pemilihan pimpinan KPK baru saja kita lalui. Abraham Samad resmi terpilih sebagai ketua lembaga itu. Kini KPK makin disibukkan dengan perang melawan korupsi yang juga makin menggurita. Sejatinya, di negara kita korupsi bukan lagi milik politikus dan penguasa melainkan juga milik rakyat, termasuk dunia akademisi.
Hampir dapat dipastikan, kalangan yang memberikan perhatian bagi KPK menunggu dengan gumpalan pertanyaan: Siapa yang akan terpilih menjadi pimpinan KPK periode 2011- 1015?
Bagi sejumlah pihak yang melihat KPK “sesuatu banget” dalam agenda pemberantasan korupsi, proses voting ibarat menyaksikan partai final sepak bola yang berujung adu tendangan penalti. Setidaknya, suasana menegangkan menyaksikan pemilihan di Komisi III DPR itu saya rasakan di sebuah ruang tunggu di Bandara Soekarno-Hatta. Suasana yang sebelumnya terasa agak gaduh mendadak berhenti.