Sidang Sengketa Informasi ICW dan Kejaksaan Kembali Ditunda

Antikorupsi.org, Jakarta, (19/02/2016) – Sidang Sengketa Informasi antara Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Kejaksaan Agung RI (Kejagung) di Komisi Informasi Pusat (KIP) ditunda hingga persidangan selanjutnya.

Penundaan disebabkan persoalan legal standing pada pihak Kejagung. Penerima kuasa dari pihak Kejagung dianggap tidak memenuhi persyaratan untuk menghadiri persidangan sengketa.

Atas itu Majelis Komisioner persidangan meminta Kejagung berkoordinasi secara internal kelembagaan mereka.

Bulletin Mingguan Anti-Korupsi: 11-17 Februari 2016

Mengungkap Suap di Mahkamah Agung

Belum genap dua bulan menduduki jabatannya, pimpinan KPK, Komisi Pemberantasan Korupsi, sudah menunjukan tajinya. Setelah sebelumnya meringkus legislator yang diduga terlibat korupsi, kali ini KPK berhasil menggelar operasi tangkap tangan (OTT) untuk menjerat praktek dugaan suap di Mahkamah Agung.

Press Release: Mediasi Sengketa Informasi Penanganan Perkara Korupsi antara ICW dengan Kejaksaan RI

Press Release

Mediasi Sengketa Informasi Penanganan Perkara Korupsi antara ICW dengan Kejaksaan RI

ICW dan Mabes Polri Akhiri Sengketa

Antikorupsi.org, Jakarta, (18/02/2016) – Indonesia Corruption Watch (ICW) sepakat untuk akhiri sengketa informasi melawan Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri). Kesepakatan tercapai melalui pertemuan mediasi kedua di Komisi Informasi Pusat (KIP), Rabu (17/02).

Sebelumnya, dalam pertemuan mediasi pertama, Mabes Polri sepakat untuk memberikan informasi yang diminta ICW.

Buletin Anti-Korupsi: Update 18-2-2016

POKOK BERITA:


“DPR Mulai Dengar Suara Rakyat”

Fraksi Gerindra: Jangan Lemahkan KPK

Antikorupsi.org, Jakarta, (17/02/16) – Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Martin Hutabarat mengatakan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi tidak sepatutnya dilemahkan. Hal itu ia katakan dalam aksi yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi di depan Gedung DPR RI, Rabu (17/02).

“Jangan ada sedikitpun niat untuk melemahkan KPK,” ujarnya. Pelemahan KPK melalui upaya Revisi Undang-Undang No. 30 tahun 2002 tentang KPK patut disayangkan.

“Tidak ada urgensi dan alasan mendesak untuk Revisi UU KPK,” imbuhnya.

Penolakan Revisi UU KPK Berlanjut, DPR Diberikan Korek Kuping Raksasa

Antikorupsi.org, Jakarta, (17/02/16) – Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi kembali melakukan aksi penolakan Revisi Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Aksi dilakukan di depan gedung DPR RI, Rabu (17/02).

Dalam aksinya kali ini, replika korek kuping raksasa diberikan kepada anggota DPR RI Fraksi Gerindra Martin Hutabarat. Hal itu dilakukan sebagai simbol agar DPR RI mendengarkan suara publik ihwal Revisi UU KPK.

Buletin Anti-Korupsi: Update 17-2-2016

POKOK BERITA:


“Pukul Kentungan, Aktivis Antikorupsi Datangi DPR Minta Revisi UU KPK Disetop”

Buletin Anti-Korupsi: Update 16-2-2016

POKOK BERITA:


“Begini Cara Memperkuat KPK Menurut Mahfud Md.”

Guru Besar UI: Penyadapan Itu Kekuatan KPK

Antikorupsi.org, Jakarta, (16/02/2016) – Revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semestinya bertujuan untuk memperkuat KPK. Terdapat tiga hal terkait Revisi UU KPK yang harus dijadikan perhatian.

Hal itu diungkapkan Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si. Menurutnya, tiga hal tersebut yaitu, pertama, soal independensi KPK. “Keberadaan Dewan Pengawas mungkin mengurangi independensi, cukup komite etik yang diperkuat,” katanya dalam pesan yang diterima antikorupsi.org (15/02).

Subscribe to Subscribe to