Bakda magrib, Selasa, 16 Agustus 2016, saya bertanya kepada Muhammad Arais Amartya NYS (Arais), "Besok hari apa?" Dengan nada yakin, Arais menjawab, "Rabu!" Arais adalah murid kelas IA SD 10, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur. Mendengar jawaban "hebat" itu, saya memanggilnya mendekat. "Mari kita bernyanyi." "Tujuh belas Agustus tahun empat lima/Itulah hari kemerdekaan kita." Selesai menyanyikan itu, saya bertanya lagi, "Jadi, besok hari apa?" Arais menjawab, "Rabu!"
Saya beruntung lahir di Kampung Ujông Tanôh, Susoh, Aceh Barat Daya, pada 1954.