Mendambakan (Kampanye) Partai Politik Berkualitas

Tudingan mencuri start kampanye pemilu yang dialamatkan kepada partai politik tertentu mencuat kembali. Baru-baru ini, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dengan menunggangi momen peringatan Hari Ibu, melalui organisasi sayapnya, Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa (PPKB), melakukan gerak jalan santai yang melibatkan kurang lebih 6.000 orang (Kompas, 29 Desember 2003).

Kontrak Sosial dan Kuasa Partai

Selain kampanye antipolitikus busuk yang beberapa waktu lalu gencar dikumandangkan oleh banyak LSM, kelompok masyarakat sipil lainnya juga sedang mengupayakan terjadinya kontrak sosial. Kontrak sosial yang dimaksud tak lain adalah penandatanganan janji atau ikrar dari calon anggota dewan legislatif kepada masyarakat pemilih yang tertuang dalam satu lembar kertas bermeterai bersegel.

Catatan 4 Bulan Korupsi di Indonesia; Wakil Rakyat yang Kian Tamak

Bulan Juni 2004 adalah saat yang tepat untuk mengukur prestasi pemerintahan Megawati-Hamzah Haz dalam memberantas korupsi.

Metamorfosis Korupsi dalam Sastra; Kesaksian Sastrawan atas Korupsi Selama Dua Abad di Nusantara

Untuk kebutuhan analisis atas wacana runtuhnya satu orde dalam proyek kekuasaan, korupsi sering kali menjadi sebab musabab tak terelakkan. Sebagai ilustrasi, pada 31 Desember 1799, VOC selaku perkumpulan dagang Belanda di Hindia Timur dinyatakan bubar oleh Kerajaan Belanda. Kepanjangan dari tiga huruf itu tidak lagi Verenigde Oost Indische Compagnie (Persatuan Dagang Hindia Timur), melainkan Verbreken Omdat Corruptie (runtuh karena korupsi). Hampir 200 tahun kemudian, 1998, Orde Baru yang tak tergoyahkan selama lebih dari tiga dekade akhirnya menyatakan dirinya bangkrut karena korupsi, yang lebih dikenal dengan singkatan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme).

Penjahat Menang Pemilu

Demikian headline Front line India, 30 Maret 2000. Dalam liputan utama itu disebutkan, para pemilih tampaknya tidak peduli dengan kejahatan dan korupsi yang dilakukan oleh calon legislatif. Nama-nama seperti Suraijbhan Singh, Ranjan Tiwary, Dhumal Singh, Rama Singh, menang dengan perolehan suara yang signifikan sekalipun menjadi tersangka penculikan, pemerasan, dan korupsi.

Muharor, Ketua DPW PKS: Anggota Dewan Tercoreng Tak Berwibawa [Koran Rakyat edisi 23-Somasi NTB]

Anggota legislatif terpilih masih saja dipenuhi wajah-wajah lama yang kita hasil kerjanya untuk daerah kurang memuaskan. Namun dengan kondisi wakil rakyat tersebut, apa yang bisa diharapkan NTB untuk lebih baik.
Adanya politisi lama maupun baru yang bakal mengisi kantor DPRD nantinya, saya kira bukan penghalang upaya untuk sebuah perubahan memajukan daerah. Sebab semua itu kembali pada komitmen yang ada dalam diri masing-masing anggota dewan. Setiap anggota dewan maupun partainya pada dasarnya mempunyai komitmen untuk berbuat lebih baik untuk kemajuan daerah. Justru saya melihat perubahan itu akan sangat tergantung pada komitmen masing-masing anggota dewan. Karena sekali pun politisi baru namun tidak punya komitmen untuk berbuat, maka tidak ada yang bisa diharapkan darinya.

Ketua DPRD NTB (Sunardi Ayub): Anggaran Dewan Satu Pintu [Koran Rakyat, Somasi-NTB]

Anggota dewan baru, didominasi politisi yang usianya sudah lanjut. Bagaimana regenerasi kepemimpinan di NTB?
Kalau kita memperhatikan dari segi usia, prosentase generasi muda dan generasi tua memang tampak generasi muda belum banyak mewarnai di kalangan politik. Artinya proses regenerasi masih mandek. Ke depan saya melihat bahwa proses regenerasi ini harus lebih dipercepat. Kenapa ini penting, karena perjalanan sistem pemerintahan dalam pembangunan itu harus sesuai dengan kwalitas generasi di saat itu.

Koran Rakyat edisi 23 [Somasi-NTB]: Barang Baru, Stok Lama

Program yang digagas tim renstra Gubernur NTB kurang berjalan sesuai target. Penyebabnya, muncul orang-orang di lingkar Pendopo Gubernuran yang kerap memotong program tim gabungan dari birokrat dan akademisi ini. Sejumlah dinas

Koran Rakyat edisi 23[Somasi-NTB]: Gelimang Rupiah Dewan

Ada pameo bunyinya begini : politisi yang kembali melenggang ke Udayana (DPRD NTB,Red ) tak ubahnya sedang menunggu pundi barunya terisi kembali. Lalu, yang terpental dari kursi dewan? Banyak yang percaya mereka tidak hengkang dengan tangan kosong. Sebab, ratusan juta rupiah dana pesangon bakal dibawa pulang. Bagaimana dengan pemain baru?

Koran Rakyat Edisi 23 [Somasi-NTB]: Wajah Bopeng Politisi Kita

Wajah bopeng politisi kita telah nampak, meski KPU NTB baru menetapkan anggota DPRD NTB, minggu pertama Mei lalu. Karena di antara mereka telah berstatus tersangka dan terdakwa kasus tindak pidana korupsi. Tapi rakyat tak perlu berkecil hati. Sejumlah anggota dewan dikabarkan akan menggelontorjan virus kebenaran. Masalahnya, kuatkah mereka masuk di belantara kebohongan.

Subscribe to Subscribe to