Integritas 37 Calon Hakim Ad Hoc Tipikor Diragukan

Jakarta, antikorupsi.org (04/11/2015) – Koalisi Pemantau Peradilan melakukan penelusuran rekam jejak terhadap 58 calon hakim ad hoc pengadilan tindak pidana korupsi (hakim ad hoc tipikor) yang telah mengikuti tes tertulis dan administrasi.  Ditemukan sebanyak 37 calon hakim ad hoc tipikor mayoritas belum teruji integritasnya sedangkan 21 calon lainnya masih dilakukan penelusuran.

Buletin Anti-Korupsi: Update 2015-11-3

POKOK BERITA:


Berkinerja Buruk, DPR Tak Pantas Dapat Gedung Baru

Kamuflase DPR, Antara Bangun Gedung Baru dengan Pakta Integritas

Jakarta, antikorupsi.org (3/11/2015) – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dinilai tidak transparan, bahkan cenderung tertutup dalam rencana pembangunan gedung barunya. Dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan pemerintah, DPR telah mengajukan anggaran pembangunan gedung tersebut. Akhirnya permintaan ini dikabulkan pemerintah dalam pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp 740 miliar.

Duka (Nawa) Cita Pemberantasan Korupsi

Bukan Nawa Cita, tapi duka cita bagi pemberantasan korupsi. Begitulah gambaran lemahnya upaya pemberantasan korupsi di Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo selama setahun. Nawa Cita, yang digadang-gadang bisa membawa perubahan, ternyata belum mampu memperkuat upaya pemberantasan korupsi. Sebaliknya, fondasi antikorupsi yang dibangun pada awal masa pemerintahan ini sangatlah rapuh. Hampir belum ada janji politik dalam pemberantasan korupsi yang direalisasi dengan serius oleh Presiden Jokowi.

Buletin Anti-Korupsi: Update 2015-11-2

POKOK BERITA:


KPK Diminta Ambil Alih Kasus Gatot

Bulletin Mingguan Anti-Korupsi: 26-30 Oktober 2015

RINGKASAN BERITA

26 Oktober

Laporan Penelitian Penguatan Pemberantasan Korupsi Melalui Fungsi Koordinasi dan Supervisi KPK
Kajian dibagi dalam 7 (tujuh) bagian. Setelah Bagian Pendahuluan, Bagian Kedua mencermati  tentang  persoalan  korupsi  di  Indonesia.  Bagian  ini membahas mengenai  Kondisi  Pemberantasan  Korupsi  di  Indonesia,  Lembaga  Penegak Hukum  yang  Menangani  Korupsi  (Kepolisian,  Kejaksaan  dan KPK) dan keberadaan KPK sebagai Trigger Mechanism.  Pada Bagian Ketiga, menguraikan mengenai  praktek  koordinasi  dan  supervisi  KPK dan mencermati  dari  fungsi supervisi dan koordinasi dari aspek hukum maupun kelembagaan. 
Jokowi Harus Batalkan Rencana Revisi PP N0 99/2012

Jakarta, antikorupsi.org (30/10/2015) – Polemik penegakan hukum dalam pemerintahan satu tahun Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) seolah terus menjadi perdebatan yang kontroversial. Mulai dari isu kriminalisasi dua mantan komisioner non aktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), praperadilan,  sampai terakhir desakan DPR untuk melakukan revisi UU No 30/2002 tentang KPK.

Jokowi Diminta Tegas Dalam Memperkuat KPK

Jakarta, antikorupsi.org (29/10/2015) - Dalam euforia satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, kondisi lembaga anti rasuah masih terus dalam posisi dilemahkan. Setidaknya terdapat lima catatan penting yang mengemuka dalam diskusi bertema ‘Satu Tahun Jokowi dan Masa Depan KPK’ di Kantor Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Jakarta, (29/10/2015). Lima catatan terkait upaya penyelamatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut adalah seleksi capim KPK, kriminalisasi penggiat antikorupsi, revisi UU KPK, revisi peraturan terkait remisi, dan kinerja kabinet.

Peta Jalan KPK, Perkuat Agenda Pemberantasan Korupsi

Jakarta, antikorupsi.org (29/10/2015) – Penguatan lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi bagian penting dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Salah satunya dengan membuat peta jalan sebagai masukan dan panduan yang bisa dijadikan acuan oleh calon komisioner KPK yang akan datang.

Subscribe to Subscribe to