Setahun Kabinet Kerja Jokowi, Penegakan Hukum dan Korupsi Masih Terbengkalai

Jakarta, antikorupsi.org (19/10/2015) – Setahun usia kabinet kerja Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dinilai masih sangat rendah kinerjanya. Terlebih dalam bidang penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

Penilaian tersebut dilontarkan pakar hukum tata negara M. Ali Safa’at. Menurutnya rendahnya kinerja kabinet kerja Jokowi-JK, terutama di bidang penegakan hukum dan pemberantasan korupsi bisa dilihat terhadap dua indikator.

Jangan Bunuh KPK
Usulan revisi UU KPK kembali mencuat ke permukaan. Setelah beberapa waktu lalu usulan ini ditolak Presiden Jokowi karena dirasa belum dibutuhkan. Kini usulan itu gencar disuarakan oleh anggota DPR. 
 
DPR beralasan hal ini penting dilakukan untuk menyempurnakan kelembagaan KPK. Ide penguatan KPK tentu sejalan dengan aspirasi setiap rakyat Indonesia yang menginginkan KPK kuat. Sayangnya, ide penguatan KPK tak dibarengi logika yang sejalan dengan hasil rumusan RUU KPK.
Bulletin Mingguan Anti-Korupsi: 12-16 Oktober 2015

Impunitas Pejabat ala Jokowi

Jelang satu tahun berjalannya Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, upaya pemberantasan korupsi justru menghadapi tantangan baru. Atas nama mempercepat pelaksanaan proyek strategi nasional, Pemerintah akan memproteksi pejabatnya dari jeratan pidana korupsi.

Terkait Permohonan Informasi, ICW Serahkan Surat Keberatan Ke Kepolisian dan Kejaksaan

Jakarta, antikorupsi (16/10/2015) – Indonesia Corruption Watch (ICW) serahkan surat keberatan atas belum diresponnya surat permintaan informasi publik ICW terkait dengan nama kasus, anggaran dan perkembangan kasus korupsi yang ditangani oleh kejaksaan dan kepolisian di seluruh Indonesia. Surat tersebut disampaikan berturut-turut ke Divisi Humas Mabes Polri dan bagian hubungan antar lembaga Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung.

Kejaksaan dan Kepolisian Belum Transparan

Press Release ICW

Kejaksaan dan Kepolisian Belum Transparan Menangani Perkara !!!
Jaksa Agung dan Kapolri harus memberi atensi atas hal ini.

Pantau Bisnis Anggota DPR, ICW Hadirkan rekamjejak.net

Jakarta,antikorupsi.org (15/10/2015) – Konflik kepentingan merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini rawan dilakukan oleh anggota DPR yang memiliki bisnis dengan kewenangan yang sedang dijalani sebagai wakil rakyat.

Saat ini masyarakat dapat ikut memantau konflik kepentingan yang dilakukan wakil rakyat melalui website yang diinisiasi oleh Indonesia Corruption Watch (ICW).

Buletin Anti-Korupsi: Update 2015-10-15

POKOK BERITA:


“Revisi UU KPK Jangan cuma Ditunda, tetapi Ditolak”

Media Indonesia, Kamis, 15 Oktober 2015

Hasil Penelitian Potensi Konflik Kepentingan Anggota DPR RI 2014 – 2019

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga negara yang dipilih langsung oleh rakyat. Sebagai lembaga negara DPR memiliki fungsi pengawasan, penganggaran dan pembuatan undang – undang. Sudah seharusnya kewenangan tersebut digunakan sebesar – besarnya demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Buletin Anti-Korupsi: Update 2015-10-13

POKOK BERITA:

Hentikan Rencana Revisi UU KPK

http://print.kompas.com/baca/2015/10/13/Hentikan-Rencana-Revisi-UU-KPK

Kompas, Selasa, 13 Oktober 2015

Menyambut Hari Antikorupsi Sedunia, OM PSP Jadi Pengisi Album Frekuensi Perangkap Tikus II

Jakarta, antikorupsi.org (13/10/2015) - Indonesia Corruption Watch (ICW) kembali mengajak musisi melawan korupsi dengan musik. Kali ini melalui rencana album antikorupsi Frekuensi Perangkap Tikus volume (FPTII) dengan tema lintas generasi antikorupsi.

Album Frekuensi Perangkap Tikus volume II yang diproduseri Harlan Boer melibatkan delapan musisi lintas generasi. Salah satunya Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks (OM PSP).

Subscribe to Subscribe to