Yunita Tanono, bayi berusia 10 bulan itu, memelototkan matanya yang cekung, lalu menjerit. Ia tidak tahan perih ketika jarum infus menerobos urat pergelangan tangan kirinya yang kurus. Beberapa menit kemudian napasnya tersengal-sengal.
Polisi Republik Indonesia tidak bisa asyik sendiri dengan apa yang ingin dilakukannya. Rakyat dan masyarakat adalah pemegang saham paling besar dalam bisnis Polri.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mau menerima bingkisan dalam bentuk apa pun sebagai kado pernikahan putranya, Agus Harimurti dengan Annisa Pohan.
Seperti sungai yang jebol tanggulnya. Begitulah kira-kira frasa yang pas untuk menggambarkan derasnya aliran pengaduan masyarakat ihwal dugaan korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengakui sering mendapat tekanan saat menangani kasus-kasus korupsi, baik di pusat maupun di daerah.
Tugas berat menanti Komjen Sutanto yang dalam beberapa hari mendatang diduga kuat bakal menjabat Kapolri menggantikan Jenderal Da'i Bachtiar. Selain diharapkan mampu menghadapi tantangan Polri ke depan, lulusan Akpol 1973 itu dituntut mampu menyelesaikan tumpukan kasus yang belum selesai hingga kini.
Koalisi Lembaga Swadaya Masyarakat untuk Pemilu Bersih dan Berkualitas dalam waktu dekat akan mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menanyakan perkembangan penanganan kasus korupsi di tubuh Komisi Pemilihan Umum. Koalisi juga akan meminta agar KPK mempercepat penanganan kasus tersebut.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Muktamar Muhammadiyah tidak hanya membahas pergantian kepemimpinan, melainkan juga memikirkan persoalan bangsa. Salah satu yang harus dipikirkan adalah pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang masih sering terjadi di negeri ini.
Sejumlah penerbit di Indonesia dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh Bank Dunia (World Bank Listing Ineligible).
Jika Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui pilihan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jenderal Sutanto akan menjadi Kepala Kepolisian RI yang baru. Ia menghadapi tantangan berat. Citra polisi tidak menggembirakan. Aparat berseragam cokelat ini kerap diolok-olok dengan pemeo: bila orang melapor kehilangan kambing, justru akan kehilangan sapi. Polisi dicap dekat dengan kekuatan ilegal yang semestinya diberantasnya.