LBH Akan Laporkan Bekas Kepala Pasar ke KPK

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar Abdul Muttalib menyatakan segera melaporkan bekas Kepala Pasar Pabaeng-Baeng, Aziz Hafid, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Kami masih rampungkan dokumennya. Dalam waktu dekat ini, laporannya segera kami masukkan," kata Muttalib di kantornya kemarin.

Menurut Muttalib, dari data-data yang dikumpulkan para pedagang, diketahui Aziz menjual dan menyewakan los tersebut kepada orang lain. "Meskipun kasus ini diproses di pengadilan, kami harus laporkan ini ke KPK. Unsur korupsinya besar," katanya.

KPK Diminta Tegas dalam Korupsi Politik

Sejumlah kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi selama ini menunjukkan adanya korupsi politik di Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah. Karena itu, KPK harus tegas terhadap pejabat politik yang kebanyakan melibatkan partai maupun pejabat daerah. "Apalagi pembahasan anggarannya di DPR tak pernah terbuka," kata Peneliti Politik Indonesia Corruption Watch Abdullah Dahlan dalam diskusi "Mengatasi Mafia Anggaran Dewan Perwakilan Daerah" di Jakarta kemarin.

BPK: Pengelolaan Asuransi TKI Tak Transparan

Badan Pemeriksa Keuangan menemukan bahwa penyelenggaraan asuransi tenaga kerja Indonesia belum dikelola dengan baik dan transparan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Akibatnya, asuransi belum memberi perlindungan secara adil kepada TKI.

Hal tersebut terungkap dalam Hasil Pemeriksaan Kinerja atas Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan pada 12 Februari 2011. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada Kementerian Tenaga Kerja.

KPK Usut Perusahaan Nazar

Komisi Pemberantasan Korupsi terus berupaya mengusut peran Muhammad Nazaruddin dalam sejumlah perusahaan yang memenangi proyek pemerintah secara mencurigakan. Termasuk yang ditelisik adalah jejak Nazar dalam proyek wisma atlet SEA Games Palembang di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta proyek sarana pendidikan di Kementerian Pendidikan Nasional.

Bisnis Nazar-Nasir Melesat

Bisnis M. Nazaruddin dan M. Nasir ditengarai berkembang pesat sejak keduanya bergabung dengan Partai Demokrat. Misalnya PT Anugrah Nusantara, salah satu perusahaan mereka. Dari akta yang diperoleh Tempo, modal awal perusahaan yang berdiri pada 1999 di Pekanbaru, Riau, itu Rp 2 miliar. Jumlah itu bertambah menjadi Rp 100 miliar pada 2006 dan meroket menjadi setengah triliun rupiah pada 2009.

Menyoal Vonis Koruptor

Menarik mencermati putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi akhir-akhir ini. Yang terbaru adalah vonis terhadap politikus yang terlibat kasus suap cek pelawat. Sekilas kasus yang melibatkan elite politikus parlemen tersebut telah bisa dibuktikan secara hukum oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun ada hal yang terasa janggal dan patut dikritik. Vonis yang dijatuhkan oleh majelis hakim rasanya sangat ringan: hanya 1 atau 2 tahun penjara dan denda sekitar Rp 100 juta. Padahal mereka telah terbukti terlibat dalam praktek korupsi, yang menjadi musuh utama bangsa ini.

Sulit Andalkan Negara Berantas Korupsi

ICW Peroleh UII Award

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai negara sangat lemah menghadapi korupsi yang merajalela di Indonesia. Yang masih bisa diharapkan adalah masyarakat, khususnya pers dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

"Banyak kasus korupsi macet kalau tidak digebrak pers. Bisa-bisa lemah, sayup-sayup hilang kalau dipercayakan penanganannya kepada lembaga yang dipercaya untuk (mengusut kasus korupsi) itu," kritik Mahfud MD di Jakarta, Senin (27/6).

Kemiskinan dan Pemburu Rente

POTRET buram kemiskinan di negeri ini selalu menjadi noktah hitam dalam sketsa pertumbuhan ekonomi yang dibanggakan pemerintah. Beberapa tahun lalu, kita terhenyak melihat seorang bapak membawa jenazah anaknya di gerobak karena tidak memiliki biaya untuk prosesi pemakaman  secara layak.

Pemandangan bayi kurus kering tergolek lemah di pangkuan ibunya akibat kekurangan gizi pernah pula menjadi berita utama di media nasional. Beberapa hari terakhir ini, kita menyaksikan potret lain kemiskinan dalam diri seorang TKW yang mengadu nasib di  Arab Saudi dan mengalami nasib tragis.

Calon Pimpinan KPK - Dukungan Busyro Meluas

Dukungan agar Busyro Muqoddas kembali memimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) makin luas. Berbagai elemen masyarakat hingga partai politik memberikan dukungan kepada mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) itu untuk tetap memimpin KPK.

Salah satu dukungan diberikan oleh Forum Rektor Indonesia. Forum Rektor menilai Busyro masih layak menjabat pucuk pimpinan KPK. ”Kami mendukung Pak Busyro sebagai ketua KPK lagi,” kata anggota Forum Rektor Indonesia Edy Suandi Hamid di Jakarta kemarin.

ICW Terima UII Award

Indonesia Corruption Watch (ICW) menerima penghargaan Universitas Islam Indonesia (UII Award) tahun 2011. ICW dinilai sebagai lembaga yang konsisten dalam upaya pemberantasan korupsi.

Subscribe to Subscribe to