DINA ARDIYANTI advokat publik dan pegiat pemberdayaan masyarakat, selama 10 tahun lebih, DINA ARDIYANTI caleg Kudus,Demak, Jepara bersama-sama komunitas masyarakat, petani, buruh , kelompok perempuan, berjuang untuk keadilan dan kesejahteraan.
Nama RISA BHINEKAWATI artinya: “anak perempuan berbahagia pemersatu bangsa”. Risa terus berupaya mewujudkan doa orang tuanya dengan karya nyata untuk nusa dan bangsa.
1. Lahir di Pontianak, 4 Pebruari 1966; beragama Islam dan menghormati agama lain.
2. Menikah dengan Ir. Adhyasa Yutono, MBA (sejak 1994); dikaruniai 1 anak laki-laki, Rifqi Adhyasa (lahir 1995)
Aulia Prima Kurniawan lahir di Palembang, 16 Maret 1971, berdarah Minang – Jawa, putera pertama pasangan Marwan Munir (alm.) dan Sri Sutiyah. Prima, begitu panggilannya, melewati masa kecilnya di RW 03, Kel. Cipinang, Kec. Pulogadung sejak akhir 1976. Sekalipun bersekolah di SD St. Bellarminus dan SMP Kanisius, sekolah swasta Katolik di bilangan Menteng, Prima tetap belajar mengaji di kala sore dan malam hari, baik di rumah maupun di masjid Al-Mukminin di Cipinang Baru, dekat rumahnya.
Atang Irawan lahir pada 10 Juli 1975 di Wonosobo. Sejak mahasiswa di Yogyakarta bung Atang telah dekat dengan petani. Dia bersama teman-temannya ikut mendampingi petani yang tanahnya kerap dirampas dan dijadikan perkebunan. Tahun 1996 dia bersama aktivis Yogya lainnya terlibat dalam penanganan kasus tanah Kesultanan Yogyakarta di Prambanan.
Di tengah minimnya aktivis perempuan yang bergerak dalam isu agraria tidak membuat semangat Erni Kartini surut. Perempuan kelahiran Tasikmalaya, tujuh April 1983 ini menganggap bahwa reforma agraria adalah satu-satunya jalan untuk Indonesia jika ingin terlepas dari belenggu konflik agraria.
Figur pejuang petani ini lahir di Desa Kuripan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, 28 Agustus 1974 dari keluarga yang berlatar belakang petani miskin dan pemeluk agama Islam tradisional yang taat. Selepas SMA antara rentang waktu 1995 sampai 1997, ia bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta dan Surabaya hingga pertengahan tahun 1995. Lalu bekerja menjadi buruh di perkebunan kelapa sawit di daerah Kikim, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Tahun 1996, menjadi kuli panggul di tempat jasa paket pengiriman barang di Bandung, hingga pertengahan tahun 1997.
Pemuda asal Sumatera Utara ini dikenal sebagai domonstran dan pejuang petani. Hak petani yang selama dirampas oleh penguasa harus direbut kembali. Untuk itu bung Vajireh sangat aktif mendampingi petani yang ada di desa-desa. Sejak masih di gerakan mahasiswa dia sudah terlibat aktif dalam mengadvokasi petani yang dirampas haknya oleh penguasaha, khususnya yang ada di Jawa Barat. Pokok persoalan yang dihadapi petani adalah tidak terjaminnya lahan pertanian dan minimnya program pendukung untuk meningkatkan kulaitas dan kuantitas produksi.
Sejak kecil Ambu Naptamis dibesarkan oleh suasana adat Kalimantan yang sangat bersahabat. Namun di dalam kehangatan tersebut banyak kejadian yang tidak bisa dilupakan oleh bung Ambu. Di masa Orde Baru Bung Ambu sering melihat diskriminasi, kriminalisasi dan kekerasan fisik terhadap masyarakat adat. Memasuki era reformasi, kondisi masyarakat adat tidak ada perubahan, baik secara sosial budaya , politik dan ekonomi.
Daddy Hartadi merupakan pemuda asal Banten yang bergerak di ranah advokasi lingkungan hidup. Profesi wartawan yang dilakoni sejak 2004 silam, belum memuaskan Bung Daddy untuk terus bersentuhan dengan rakyat. Pada tahun 2009, mulai coba membangun gerakan rakyat dan gerakan lingkungan hidup, dengan menjadi aktivis lingkungan hidup dan melakukan kerja-kerja advokasi lingkungan bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Pada tahun 2012, mendirikan LSM lingkungan Wahana Hijau Fortuna Banten yang berkonsentrasi melakukan kerja advokasi lingkungan di wilayah Banten.
Kusnaeni menjadi komentator sepak bola sejak Piala Dunia 1994 ditayangkan di SCTV. Setelah itu, ia akrab memandu pemirsa siaran Liga Brasil di TPI yaitu sejak tahun 1994 hingga 1995. Namun, sesekali, Kusnaeni saat itu masih muncul juga di SCTV untuk program siaran Liga Inggris.
Nama Kusnaeni mulai mencuat pada 1995 ketika mulai menjadi komentator siaran sepak bola Lig Italia di RCTI. Gaya bertuturnya yang lugas, pilihan kata-katanya yang jernih, dan komentar-komentarnya yang selalu dilengkapi data akurat membuat pemirsa RCTI menyukainya.