Tepuk tangan anggota Komisi III DPR 2009-2014 pada ujung pembeberan tiap butir kasus Bibit-Chandra versi pimpinan Polri dalam rapat dengar pendapat, Kamis (5/11), yang diikuti foto bersama, bukan saja memunculkan tanda tanya di mata publik, tetapi juga membuat hati rakyat dan nurani reformasi teriris.
Satu pekan terakhir ini, rakyat syok menyaksikan aparat hukum di negeri ini tidak ada nilainya sama sekali.
Suara rekaman telepon Anggodo Widjojo yang diputar di Mahkamah Konstitusi itu menjadi pembuka lagu berirama rap yang dinyanyikan Marzuki ”Kill the DJ”, musikus dari Yogyakarta, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (8/11). Hampir seribuan orang berkumpul di sana. Matahari meninggi. Terik membakar, tetapi mereka tidak beranjak, menyimak lirik sarat kritik. Simaklah lirik pembukanya:
Oposisi jalanan dinilai akan menguat menyusul kekecewaan publik terhadap Dewan Perwakilan Rakyat. Dewan yang diharapkan bisa menjadi penyeimbang kekuasaan ternyata tak memiliki sikap kritis dan cenderung membela penguasa.
Testimoni mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar, yang dikembangkan polisi menjadi dugaan pemerasan oleh Wakil Ketua (nonaktif) KPK Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah, diduga hanya didasarkan pada keterangan Anggoro Widjojo kepada dirinya.
Perseteruan ''cicak" dengan "buaya'' ternyata menarik perhatian kaum selebriti. Artis cantik Happy Salma salah satunya. Dara kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 4 Januari 1980, itu menganggap kasus tersebut mirip sinetron. Bahkan, ceritanya lebih tegang dan seru. Happy pun turut ambil bagian dalam sinetron itu dengan memerankan tokoh ''cicak seksi''.
UPAYA menelusuri jejak Yulianto, tampaknya, menemui jalan buntu. Sebab, H Labib Sjaifuddin (bukan H Latief seperti diberitakan kemarin) yang disebut dalam pengakuan Ari Muladi ternyata meninggal dunia empat bulan lalu.
Tim Delapan telah memanggil sekaligus memeriksa sejumlah nama untuk memperjelas duduk perkara soal dugaan suap dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, hingga kemarin tim belum menyusun kesimpulan final yang dapat disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
ORANG bijak mengatakan, di luar ajaran agama, kebenaran datang dari ketidakbenaran. Begitu juga sebaliknya. Jadi, kebenaran dan ketidakbenaran menjadi sangat diperlukan. Sebab, tak ada kebenaran kalau tidak ada ketidakbenaran.
TIBA-TIBA saja Presiden SBY mengeluarkan istilah ganyang mafia (GM). Presiden mengharapkan partisipasi masyarakat yang menjadi korban mafia kasus-kasus hukum untuk segera melaporkan ke PO BOX 9949 JKT 10000 dengan kode khusus "GM" di ujung amplop.