Politikus Muda Gulirkan Petisi Anti-Gedung Baru DPR

Marzuki Alie dituding melakukan kebohongan publik.

Lima politikus muda lintas fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat menggulirkan petisi menolak pembangunan gedung baru parlemen di Senayan. Mereka menilai gedung baru bukan kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi.

Bibit-Chandra; Tak Ada Aliran Dana ke Pimpinan KPK

Dua unsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, bersaksi dalam sidang di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi dengan terdakwa Ary Muladi, terdakwa dalam kasus upaya penyuapan terhadap pimpinan KPK dan merintangi penyidikan kasus korupsi, Senin (4/4). Keduanya mengatakan, tak ada aliran dana kepada pimpinan KPK.

Selain kedua unsur pimpinan, Deputi Penindakan KPK Ade Raharja juga memberikan kesaksiannya dalam sidang itu. Ketiganya memberikan kesaksian secara bergantian. Chandra memberikan kesaksian pertama, disusul Bibit dan Ade.

Soetrisno Bachir Diperiksa

Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Departemen Kesehatan, Senin (4/4). Soetrisno Bachir menjalani pemeriksaan selama sekitar 3,5 jam.

”Diperiksa sebagai saksi dalam kaitan kasus korupsi pengadaan alat kesehatan untuk penanganan wabah flu burung tahun 2006 dengan tersangka Ratna Dewi Umar,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP saat dikonfirmasi.

Cirus Sinaga Dituding Bagian Mafia

Ketua Komisi III DPR Benny K Harman menuding jaksa Cirus Sinaga aktif menjadi mafia di kejaksaan. Cirus banyak memberikan keterangan berbeda jika dibandingkan dengan pihak lain dalam penanganan kasus mafia pajak yang melibatkan mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Gayus HP Tambunan.

Cek Perjalanan; Masih Belum Sesuai Judul...

Bagaimana sekarang judulnya Ibu Miranda (Goeltom). Ternyata Ibu Miranda, kan, juga tidak diapa-apakan.... Tidak sesuai judul,” kata Paskah Suzetta, anggota Fraksi Partai Golkar DPR periode 1999-2004, Jumat (18/3) di Jakarta. Paskah adalah salah seorang tersangka kasus suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004.

RUU Tipikor; Pemerintah Tidak Punya Konsep dan Komitmen

Masyarakat harus aktif mengawasi pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Langkah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang menarik draf RUU itu dari Sekretariat Negara menunjukkan, pemerintah tidak punya konsep dan komitmen yang jelas dalam pemberantasan korupsi.

Elite (Gedung) Miring

Entah apa yang ada di pikiran Ketua DPR Marzuki Alie ketika melontarkan pernyataan kontroversialnya: ”Rakyat biasa jangan diajak membahas pembangunan gedung baru, hanya orang-orang elite, orang-orang pintar yang bisa diajak membicarakan masalah itu” (Kompas, 1/4/2011).

Sebagai elite, seharusnya Marzuki paham, anggaran yang digunakan untuk membangun gedung DPR berasal dari pajak rakyat. Ibaratnya, sejak dalam kandungan hingga ke liang lahat, rakyat telah membayar pajak untuk negara ini.

Laporan Masyarakat Harus Disertai Bukti Awal

Masyarakat punya peran penting sebagai pengawas dana pendidikan. Kewenangan itu dimiliki oleh orangtua siswa dan dilegalkan dalam bentuk komite sekolah, yang berhak mengawasi pengelolaan dana-dana sekolah, baik yang berasal dari pemerintah maupun yang dihimpun dari masyarakat. Namun, ketika peran komite sekolah mandul, orangtua siswa tidak boleh lantas berdiam diri.

Gedung Baru DPR; Pimpinan dan Sekjen DPR Disomasi

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Advokasi APBN Kesejahteraan menyomasi Ketua DPR dan Sekretaris Jenderal DPR secara terbuka. Gabungan beberapa lembaga swadaya masyarakat ini memberi waktu 7 x 24 jam kepada Ketua DPR, Badan Urusan Rumah Tangga DPR, dan Sekjen DPR untuk menghentikan rencana pembangunan gedung DPR serta meminta maaf kepada rakyat Indonesia.

Jajak Pendapat; Rumah Simbolis Rakyat

Rencana pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat senilai Rp 1,138 triliun menuai penolakan dari publik. Hasil jajak pendapat ini, misalnya, mengungkap mayoritas responden (82,2 persen) tidak menyetujui rencana tersebut. Tampaknya, wakil rakyat yang selama ini dicitrakan kurang aspiratif terhadap kepentingan dan suara rakyat menjadi pemicu ketidaksetujuan publik terhadap apa saja yang berkaitan dengan penggunaan uang rakyat yang dinilai berlebihan.

Subscribe to Subscribe to