Sidik Suhada

Figur pejuang petani ini lahir di Desa Kuripan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, 28 Agustus 1974 dari keluarga yang berlatar belakang petani miskin dan pemeluk agama Islam tradisional yang taat. Selepas SMA antara rentang waktu 1995 sampai 1997, ia bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta dan Surabaya hingga pertengahan tahun 1995. Lalu bekerja menjadi buruh di perkebunan kelapa sawit di daerah Kikim, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Tahun 1996, menjadi kuli panggul di tempat jasa paket pengiriman barang di Bandung, hingga pertengahan tahun 1997.

Saat menjadi mahasiswa Jurusan Komunikasi, FISIP, Universitas Muhammadiyah Malang pada Juli 1997, dan berhasil meraih gelar sarjana pada Juli 2002. Ia juga telah terlibat aktif terlibat di dalam kelompok studi dan forum-forum studi organisasi kemahasiswaan. Termasuk membangun berbagai macam organisasi pergerakan mahasiswa di Malang. Tahun 2000, ketika dirinya masih tercatat sebagai seorang mahasiswa, ia juga secara aktif bergabung bersama gerakan buruh. Tahun 2003 hingga 2004, Sidik Suhada pun dipercaya menjadi Sekretaris DPC Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Malang.

Dunia Media massa pun pernah dia geluti dengan sesekali menulis di surat kabar harian lokal yang ada di Malang. Tahun 2005 pernah menjadi jurnalis di tabloid hukum Supremasi di Malang. Lalu menjadi Jurnalis di Metro TV (Kontributor) untuk wilayah Malang dan Blitar. Juni 2008 bergabung menjadi Wartawan (kontributor) Astro Awani untuk wilayah Jawa Timur. Selain menjadi Jurnalis diberbagai media cetak dan elektronik, pria yang pernah menempuh pendidikan S2 Program Srudi dan Komunikasi di Universitas Airlangga pada tahun 2008 ini, juga pernah mengajar mata kuliah Depth Reporting di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan mengajar mata kuliah Jurnalistik Media Elektronik di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang.

Pada tahun 2010 Ia bergabung dengan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dan menjadi Staf Deputi Riset dan Kampanye. Bersama KPA dia terjun langsung berjuang bersama petani dalam mewujudkan perjuangan Reforma agraria dan terlibat langsung dalam aktivitas pendidikan dan pengorganisiran petani. Menurutnya Indonesia sebagai Negara agraris sudah seharusnya lebih mengutamakan pembangunan kesejahteraan petani.

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan