Santo Dewatmoko
Pengalaman yang luas di berbagai organisasi internasional dan nasional, baik dalam urusan pemerintahan, swasta maupun lembaga masyarakat, membuat lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), dan peraih Master of Art dalam Kebijakan Publik dari Universitas Sheffield, UK ini memahami dengan baik apa yang menjadi kebutuhan sebuah kota maupun masyarakatnya.
Itu juga sebabnya, Santo Dewatmoko, ST, MM, MA yang akrab dipanggil Bung Santo, yang mencalonkan diri sebagai calon anggota DPD RI dari daerah pemilihan DKI Jakarta pada Pemilu 2014 dengan nomor urut 29, dinilai akan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang senator.
Suami dari Yanti Yulianti, dan ayah dua orang anak yakni Salsabila Dewatmoko dan Akmal Dewatmoko, berpengalaman di World Bank, dan Tesco UK. Ia juga pernah bekerja di kantor Jurubicara Presiden RI, aktif di Yayasan Perspektif Baru dan Ikatan Alumni ITB, di kampus ITB dan Stikom dan lainnya. Bung Santo juga berpengalaman di perusahaan swasta di antaraya Intermatrix Indonesia, dan juga dalam dunia media massa yakni di Indonesia Business Magazine, membuat Bung Santo akrab dengan berbagai kalangan.
Bung Santo memiliki hubungan baik dengan lembaga eksekutif (kementerian, lembaga, maupun para kepala daerah), lembaga legislatif, profesional, tokoh masyarakat, juurnalis dan juga masyarakat luas. Hubungan dan jaringan ini sangat berharga dan menjadi modal perjuangannya di masa depan.
Lahir tahun 1971, Bung Santo dibesarkan dalam lingkungan keluarga sederhana. Ayahnya adalah insinyur lulusan ITB yang lahir dan besar di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat dan mengabdi sebagai PNS hingga akhir hayatnya. Sedangkan sang ibu lahir dan besar di daerah Rawamangun, Jakarta Timur, serta pernah mengabdi sebagai perawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Bung Santo sebagian masa hidupnya di daerah Rawamangun, Jakarta Timur.
Bung Santo adalah sedikit dari anak Indonesia yang berhasil menamatkan pendidikan tinggi di perguruan tinggi yang terpandang dan mempunyai karir profesional yang cukup cemerlang. Ia meraih gelar sarjana di ITB, mengikuti jejak para pemimpin besar negeri ini seperti Ir Soekarno dan Dr BJ Habibie. Di ITB adalah salah satu “kawah candradimuka” bagi Bung Santo, dan dengan jiwa kepemimpinannya mendapat kepercayaan menjadi menjadi Ketua Himpunan Mahasiwa Teknik Geologi GEA ITB, serta menjadi salah satu pemimpin mahasiswa di Forum Ketua Himpunan Jurusan ITB dimasa-masa sulit dalam melawan pemerintahan Presiden Soeharto yang sangat represif.
Kemudian Bung Santo mendapatkan beasiswa magister manajemen di PPM Jakarta. Ia juga berhasil mendapatkan beasiswa bergengsi dari Kerajaan Inggris (UK), Chevening Awards. Berbekal beasiswa tersebut, Bung Santo menimba ilmu dan meraih gelar Master of Art dalam Kebijakan Publik dari Universitas Sheffield, UK.
Sektor pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat bukanlah hal yang asing bagi Bung Santo. Dia pernah menjadi staf ahli Wimar Witoelar yang saat itu menjadi Juru Bicara Presiden Indonesia ketiga, Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ketika berkiprah di Bank Dunia, Bung Santo menjalankan berbagai program asistensi dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Program tersebut antara lain tentang kebencanaan, pendidikan, reformasi kebijakan publik, otonomi daerah dan desentralisasi, serta problematika masyarakat perkotaan. Berkat ketekunannya dalam menjalankan program-program tersebut, Bung Santo dianugrahi Vice President Team Award dari Bank Dunia.
Bung Santo bertekad memperjuangkan agar Jakarta menjadi kota yang maju, modern, dan sejahtera – tak kalah dengan kota-kota besar lain di dunia. Dengan mencintai Jakarta disertai perjuangan seluruh warga Jakarta, usaha keras Pemerintah Daerah, dan dukungan dari Pemerintah Pusat, Bung Santo yakin perjuangan bersama ini akan berhasil.
Bung Santo memimpikan dan bertekad memperjuangkan Jakarta menjadi kota yang maju, modern, dan sejahtera, tidak kalah dengan kota-kota besar dunia lainnya. Dia yakin, bahwa dengan Mencintai Jakarta disertai dengan perjuangan seluruh warga Jakarta, usaha keras pemerintah daerah, dan dukungan dari pemerintah pusat, maka impiannya tentang Jakarta akan mampu menjadi kenyataan.
Bung Santo merangkum mimpinya dalam satu tema: “Cinta Jakarta: Benahi Jakarta dengan Cinta, Kejujuran dan Kebersamaan”. Visinya sebagai calon anggota DPD RI adalah: Menjadi anggota DPD RI yang amanah dan memberikan kontribusi positif untuk terwujudnya DPD RI sebagai lembaga legislatif yang kuat, setara dan efektif dalam memperjuangkan aspirasi rakyat Indonesia terutama warga DKI Jakarta untuk sejajar dengan negara dan kota terkemuka di dunia, dalam rangka menuju rakyat Indonesia yang bersatu, bermartabat, sejahtera, dan berkeadilan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).