Maria Wardhani

Awalnya, belum pernah terpikir oleh saya untuk bercita-cita menjadi seorang calon anggota legislative apalagi seorang anggota legislatif. Apa yang ingin saya kerjakan hanyalah melakukan sebuah karya nyata dalam menyelamatkan bumi melalui rajutan kegiatan-kegiatan kecil dengan berbagai kelompok di Jakarta. Saya tidak menyangka bahwa kegiatan saya ini terdengar hingga ke beberapa tokoh negara termasuk beberapa petinggi partai politik.

Suatu ketika saya dihubungi melalui telpon oleh salah seorang petinggi partai dan beliau meminta saya untuk bersedia dicalonkan sebagai anggota legislative di tingkat pusat. Partai yang menghubungi saya adalah Partai Nasional Demokrat [NASDEM]. Dalam segala keterkejutan saya, saya minta waktu untuk merenung dan mempertimbangkan tawaran ini. Saya bingung dan bertanya-tanya. “Mengapa Tuhan memperhadapkan saya pada hal seperti ini? Apa yang sebenarnya dimauiNya dengan semua ini?,” begitulah salah satu pergumulan batin saya dengan penawaran yang saya hadapi. Lalu saya mencoba mendiskusikan pergumulan saya ini dengan suami saya dan dengan beberapa teman dekat. Umumnya mereka mengatakan bahwa ini adalah kesempatan bagi saya untuk dapat berbuat lebih banyak lagi bagi lingkungan dan sesama. Ini adalah salah satu bentuk campur tangan Tuhan untuk memperluas jangkauan perjuangan saya. Demikian sebagian besar teman-teman berpendapat.

Saya masih saja bingung dengan seandainya betul ini adalah campur tangan Tuhan untuk perjuangan saya, lalu apa yang harus saya kerjakan, siapa yang akan membantu saya, lalu pertanyaan klasik dan penting yang juga ada di benak saya adalah saya dapat duit dari mana untuk membiayai semua ini. Pusing. Sungguh saya sangat pusing waktu itu ketika harus mengamini bahwa tawaran ini adalah kesempatan baik untuk memperluas perjuangan di satu sisi dan begitu banyak hal yang saya tidak tahu dan tidak punya untuk melanjutkannya di sisi lainnya. Akhirnya saya bawa semua kebingungan ini kembali kepada Tuhan dalam doa-doa saya. Perlahan-lahan saya dicerahkan dengan pemikiran –pemikiran berkut ini : “Kalau betul bahwa ini adalah salah satu bentuk campur tangan Tuhan agar perjuangan saya untuk lingkungan dan perempuan semakin meluas dan memberi manfaat pada lebih banyak orang, maka Tuhan juga akan menyiapkan segala sesuatu yang akan saya perlukan untuk mewujudkan kesempatan ini. Saya tidak perlu lagi memaksakan apa yang memang saya tidak bisa lakukan atau yang saya tidak miliki. Saya cukup melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan dengan segala yang saya miliki. Sesuatu yang diperlukan dari saya dalam menjawab kesempatan ini adalah mengerjakan yang terbaik yang saya bisa, dan selebihnya biar Tuhan yang bekerja.”

Pencerahan ini membawa saya dalam kedamaian hati untuk pada akhirnya saya menjawab bahwa saya bersedia untuk dicalonkan sebagai calon legislatif.

Saya mengawali langkah dengan sangat tertatih-tatih. Meraba-raba apa yang harus saya lakukan dan bagaimana melakukannya. Saya berusaha untuk bersabar dalam pembelajaran ini sambil menunggu pertolongan Tuhan. Saya kerjakan segala yang bisa saya kerjakan. Terlibat dalamberbagai pertemuan pembekalan di partai, kenalan dengan jejaring di internal partai, melanjutkan kegiatan pendampingan kelompok-kelompok masyarakat dalam isu lingkungan sebagaimana yang sudah saya lakukan sebelumnya dan lain-lain hal yang memang bisa dan biasa saya kerjakan.

Dalam perjalanan berkegiatan itu, saya bertemu dengan beberapa teman dan kenalan yang pada akhirnya bersedia membantu saya untuk melakukan beberapa hal yang perlu dilakukan sebagaimana layaknya seorang calon anggota legislatif. Melalui mereka saya belajar tentang perlunya melakukan komunikasi dengan beberapa pihak tentang misi saya dan mengajak mereka untuk secara sukarela terlibat dalam proses pencalonan saya. Semua kami kerjakan dengan cara-cara yang semurah mungkin. Hal ini dilakukan karena memang saya tidak punya banyak uang. Maklum gaji seorang dosen dan penggiat Lembaga Swadaya Masyarakat kecil seperti saya ini hanya cukup untuk makan sederhana dan bayar ongkos kereta atau angkot selama saya berkegiatan setiap bulannya.

Meski demikian saya tetap yakin bahwa uang bukanlah segala-galanya. Saya masih tetap yakin bahwa kekuatan semangat perjuangan dan pertemanan yang saya bina serta hati nurani rakyat yang masih murni, akan memampukan saya untuk menyelesaikan perjuangan ini dengan baik dan elegan. Saya yakin bahwa kemenangan tidak selalu miliki mereka yang punya banyak uang dan curang. Tetapi justru adalah milik mereka yang sederhana, jujur namun gigih dalam perjuangan.

Jika perjuangan ini berakhir dengan baik, saya berharap saya dapat mengawal semua proses penyusunan peraturan perundangan yang terkait dengan lingkungan dan perempuan agar menuju satu arah secara konsisten yaitu mewujudkan “ibu bumi” yang lestari di mana para perempuan mendapatkan tempat untuk banyak berperan dan semakin mendapatkan penghormatan terhadap hak dan martabatnya.

Saya juga berkeinginan untuk mendorong gerakan-gerakan cinta bumi dan gerakan perempuan di sebanyak-banyaknya tempat di Indonesia, memberi ruang pada inisiatif lokal untuk mewujudkan kelestarian alam melalui kearifannya masing-masing dan memberi ruang pada berbagai inisiatif masyarakat untuk melestarikan buminya dan melibatkan peran serta masyarakat, terutama perempuan. Saya ingin melakukannya dengan cara-cara yang elegan , bersih dari korupsi, pro kepada rakyat kecil dan konsisten serta berkelanjutan.

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan