Perempuan Mampu Berantas Korupsi

Perempuan punya andil besar dalam upaya pemberantasan korupsi. Di ranah domestik, perempuan bisa menjadi filter untuk menyaring dan mengontrol semua pendapatan yang diperoleh kepala keluarga untuk biaya rumah tangga. Perempuan, juga berperan penting menanamkan pendidikan antikorupsi kepada anak-anak.

Fungsional Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Dotty Rahmatiasih mengatakan, selain peran sebagai ibu rumah tangga yang peduli, perempuan yang aktif di sektor publik dapat turut berperan melawan korupsi. "Cara yang paling mudah, bersikap kritis terhadap segala hal. Jangan asal bayar ketika dimintai iuran macam-macam," terang Dotty dalam diskusi bertajuk "Kartini Kini, Kartini Masa Depan" yang diselenggarakan ICW di Depok Mall, Sabtu (23/4/2011).

Dotty menilai peran perempuan sangat strategis, karena perempuan lah yang paling banyak berhubungan dengan sektor pelayanan publik. "Karena kaum ibu-ibu yang setiap hari berurusan dengan biaya sekolah anak-anak dan bertanggung jawab dengan kesehatan keluarga," tukas Dotty.

Sayangnya, belum semua perempuan sadar akan hak-haknya sebagai warga negara. Perempuan, seringkali menjadi korban paling menderita dari praktik korupsi. Dian Kartika Sari, Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) mencontohkan, akibat korupsi di bidang kesehatan, banyak perempuan harus menanggung biaya kesehatan dan harga obat yang tinggi. Perempuan, terutama di wilayah pedesaan terpencil, juga kekurangan akses informasi mengenai kesehatan reproduksi. "Ini terjadi karena dana pendidikan kesehatan dikorupsi," ujar Dian.

Akibat kurang informasi dan sulitnya mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan, perempuan lagi-lagi menjadi korban. "Angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi," tukas Dian.

Korupsi yang merajalela di berbagai sektor, telah menjadi ancaman terhadap ketahanan bangsa. Peneliti Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramordhawardani mengungkapkan, praktik-praktik korupsi telah secara sitemik menghancurkan negara ini. Indonesia menghadapi ancaman besar dari dalam tubuhnya sendiri. "Negara kita terancam bukan oleh invasi asing. Ancaman terbesar justru datang dari koruptor yang merampok uang negara," tukas Jaleswari.

Perempuan kuat
Musisi yang juga aktivis pembala hak asasi Melanie Subono mengatakan, perempuan pada dasarnya adalah individu-individu kuat, tapi kerap kali dilemahkan oleh kondisi sosial masyarakat yang masih menempatkan perempuan sebagai warga kelas dua. Perempuan pula yang sering disalahkan karena dinilai sebagai salah satu penyebab terjadinya korupsi. "Memang ada perempuan yang justru menyetir suaminya untuk menilap hak orang lain. Tapi saya percaya perempuan kuat, dapat mengontrol jangan sampai itu terjadi," kata Melanie.

Melanie mengingatkan, perempuan harus menempa diri agar menjadi pribadi yang penuh percaya diri, cerdas, dan memiliki kapasitas yang sama dengan laki-laki. Ini penting, agar perempuan mampu membela hak-haknya sendiri.

Memperkuat kapasitas diri ini juga penting, menurut Jaleswari, agar perempuan tetap tangguh dalam upaya menanamkan pendidikan antikorupsi kepada anak-anaknya. "Karena para ibu menghadapi berlapis-lapis tantangan dan hambatan untuk memastikan nilai antikorupsi terserap oleh anak-anak. Lingkungan sekitar seringkali punya sistem nilai berbeda, yang berpotensi menggerus nilai positif yang sudah dibawa anak dari rumah," tandas Jaleswari. Farodlilah

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan