Pembeli Tanker Pertamina Hanya Broker [02/07/04]

Frontline Ltd. dalam enam bulan mendatang akan mengalihkan kepemilikan dua kapal tanker raksasa, very large crude carrier (VLCC), yang telah dibelinya dari PT Pertamina (Persero) lewat proses tender.

Rencananya, kedua kapal itu akan diambil alih Ship Finance International Ltd. untuk disewakan kepada Frontline dalam jangka panjang.

Rencana itu tertuang dalam siaran pers Frontline tertanggal 14 Juni, yang dimuat dalam situs resminya. Di situ disebutkan, Frontline akan menyewakan lagi kedua kapal itu ke pihak ketiga untuk jangka pendek dan menengah.

Kami merasa ini investasi yang amat menarik mengingat kuatnya kondisi pasar saat ini seiring dengan bertambahnya produksi minyak OPEC, kata Chief Executive Officer Frontline Management Oscar Spieler.

Siaran pers itu menyebutkan, dalam pembelian dua kapal tanker senilai US$ 184 juta itu, Frontline didukung penuh oleh Hemen Holding Ltd., pemegang saham mayoritasnya. Dinyatakan pula bahwa jadi-tidaknya pengambilalihan kapal oleh Ship Finance masih bergantung pada tercapai-tidaknya perjanjian pembiayaan dan perjanjian sewa jangka panjang di antara keduanya.

Adanya rencana pengalihan kepemilikan kapal tanker oleh Frontline ini kontan menyulut protes dari Masyarakat Profesional Madani (MPM). Itu berarti Frontline hanya bertindak sebagai broker, kecam Ketua MPM Ismed Hasan Putro kemarin. Mereka ternyata bukan pembeli akhir, melainkan sebagai makelar saja.

Karena itu, MPM pun telah melaporkan fakta baru ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK berjanji akan terus menyelidiki dan mengumpulkan data baru yang relevan, kata Ismed.

Seperti ramai diberitakan, penjualan dua kapal tanker oleh Pertamina kepada Frontline telah memicu kontroversi. Sebagian kalangan mempertanyakan langkah itu karena penjualan kapal yang masih dibangun di galangan kapal Hyundai Heavy Industries, Korea Selatan, itu akan merugikan Pertamina dalam jangka panjang. Di sisi lain, direksi baru Pertamina berpendapat, langkah ini perlu ditempuh demi efisiensi dan menyelamatkan kondisi keuangan Pertamina.

Sempat pula ada kekhawatiran, kapal tanker yang dijual itu kelak akan kembali disewa Pertamina. Menurut Ismed, melihat rencana Frontline, peluang itu semakin besar. Apalagi, dengan adanya pengalihan kepemilikan, pemilik kapal itu bakal berganti nama. Siapa yang bisa mengontrol bahwa Pertamina tidak akan menyewa kembali kapal itu? ujarnya.

Menanggapi ini, Direktur Utama Pertamina Ariffi Nawawi beberapa waktu lalu telah membantah. Kalau saya sewa (lagi), pecatlah saya, katanya kepada Koran Tempo akhir pekan lalu.

Sejauh ini belum diperoleh tanggapan resmi dari Frontline. Mr. Oscar Spiegel sedang berlibur--baru bisa dihubungi setelah 5 Juli, kata salah seorang staf di Kantor Pusat Frontline Management di Norwegia.

Pertamina juga belum menunjukkan reaksi atas rencana Frontline. Saya tidak berwenang memberikan penjelasan, kata staf juru bicara Pertamina M. Harun saat dihubungi kemarin. dara meutia uning/retno sulistyowati-tnr

Sumber: Koran Tempo, 2 Juli 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan