Komisi Yudisial Tak Diminati

Meskipun masa pendaftaran sudah dibuka sejak tiga pekan lalu, jumlah pendaftar seleksi calon pimpinan Komisi Yudisial masih relatif sedikit. Hingga Selasa (8/6), Panitia Seleksi baru menerima 23 pendaftar.

Minimnya jumlah pelamar itu diduga karena faktor sosialisasi yang belum memadai. Hingga kini, Panitia Seleksi (Pansel) belum mengumumkan secara terbuka pendaftaran calon pimpinan Komisi Yudisial (KY) tersebut di media massa karena belum memiliki dana. Anggaran yang diajukan Pansel ke pemerintah hingga kemarin belum cair.

Sekretaris Pansel Tadjum mengungkapkan, pihaknya sudah mengajukan dana seleksi Rp 5 miliar. Menurut informasi, uang tersebut sudah berada di Kementerian Keuangan.

”Harapan kami memang awal Juni sudah turun. Tapi, ternyata belum keluar sampai sekarang, padahal kami sudah berusaha. Kami harap minggu ini sudah dapat dicairkan,” ujarnya.

Pansel KY membuka pendaftaran sejak 17 Mei. Pendaftaran direncanakan ditutup pada 18 Juni. Namun, mengingat anggaran yang belum turun dan faktor sedikitnya pendaftar, Pansel diperkirakan akan memperpanjang masa pendaftaran.

Menurut Tadjum, pihaknya baru menyurati perguruan tinggi negeri dan swasta (terutama yang terakreditasi A) serta organisasi kemasyarakatan, seperti Nahdlatul Ulama dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia.

Dari 23 pendaftar tersebut yang sudah masuk, 12 orang di antaranya berprofesi advokat. Yang lainnya pensiunan pegawai negeri sipil (PNS), pensiunan hakim, baik hakim tinggi maupun hakim mahkamah militer, serta dosen/akademisi.

Tidak serius
Seretnya pencairan anggaran dinilai oleh Direktur Indonesia Legal Roundtable Asep Rahmat Fajar menunjukkan ketidakseriusan pemerintah terhadap agenda reformasi peradilan. Seharusnya, kebutuhan-kebutuhan semacam ini sudah dapat diantisipasi jauh-jauh hari. Anggaran rutin yang dikeluarkan setiap lima tahun sesuai dengan berakhirnya masa jabatan pimpinan KY.

Ketidakseriusan pemerintah, lanjut Asep, juga ditunjukkan dengan belum adanya status yang jelas bagi pimpinan KY periode pertama. (ana)
Sumber: Kompas, 9 Juni 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan