Peringatan 1000 Hari Tragedi Kanjuruhan: Tuntutan Keadilan yang Tak Padam

Malang, 30 Juni 2025 — Seribu hari telah berlalu sejak Tragedi Kanjuruhan yang merenggut nyawa 135 orang pada 1 Oktober 2022. Namun, luka dan tuntutan keadilan masih membara. Pada Senin (30/6), keluarga korban, pendamping hukum, aktivis, dan masyarakat sipil menggelar peringatan 1000 hari tragedi di Malang Rest Area Karangploso. Acara ini menjadi ruang refleksi, solidaritas, dan desakan kepada negara untuk tidak terus menutup mata atas tragedi kemanusiaan tersebut.
Dalam peringatan ini, dilakukan doa bersama, pembacaan puisi, teatrikal, penampilan musik dan diskusi publik yang diikuti orang dari berbagai komunitas. Salah satu materi diskusi yang mengemuka adalah soal akuntabilitas pengadaan gas air mata — senjata yang menjadi salah satu pemicu utama kematian massal di Stadion Kanjuruhan.
Dalam kegiatan ini Indonesia Corruption Watch (ICW) turut serta sebagai pengisi diskusi publik. Dalam pemaparan ICW mengangkat kembali permasalahan anggaran pembiayaan persenjataan polisi, khususnya pengadaan gas air mata. Proses pengadaan yang tidak transparan dan tidak jelas tujuannya membuat pengadaan ini bermasalah. ICW juga mengkritisi anggaran Polri yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang justru tidak diikuti dengan peningkatan pelayanan bagi warga, justru Polisi makin represif dan gagal dalam melakukan pendekatan yang lebih persuasif.
Dari sisi keluarga korban kembali menegaskan kekecewaan terhadap proses hukum yang berjalan lambat dan tidak menyentuh aktor utama dalam rantai komando. “Seribu hari ini kami tidak pernah berhenti menagih tanggung jawab. Negara tak boleh lupa, apalagi pura-pura lupa,” tegas salah satu anggota Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan.
Acara peringatan ini juga menyuarakan tuntutan untuk membuka kembali investigasi secara independen dan mengadili aktor-aktor yang selama ini berlindung di balik institusi kekuasaan.