Penangkapan terhadap AN; Implikasi Konstruktif bagi DPR

Haruskah publik kaget? Barangkali, itulah pertanyaan yang layak kita lontarkan sejalan dengan keberhasilan Komisi Pemberanatsan Korupsi (KPK) menangkap Amin Nasution (AN), anggota DPR dari FPPP, di area parkir Ritz Hotel, sekitar pukul 01.40 Rabu, 9 April.

Tersangka Baru Skandal BI Diumumkan Pekan Depan

Solidaritas di parlemen sulit diatasi.

Saatnya Memberantas Pembalakan Liar

Langkah tegas yang ditempuh oleh Markas Besar Kepolisian RI dalam penanganan kasus pembalakan liar (illegal logging) di Kalimantan Barat patut mendapat apresiasi. Operasi ini berhasil menangkap 19 kapal layar motor dan tiga kapal motor yang mengangkut 12 ribu meter kubik kayu olahan kelas wahid, seperti bangkirai. Nilai kayu yang akan diselundupkan ke Kuching, Negara Bagian Sarawak, Malaysia, itu mencapai Rp 208 miliar (Koran Tempo, 8 April).

MA Jerat 18 Hakim Nakal

Mahkamah Agung (MA) melakukan pembenahan internal untuk memperbaiki citra pengadilan. Sejak Januari 2007 hingga Maret 2008, lembaga ini memberi sanksi disiplin kepada 53 personel di lingkungan peradilan, 18 di antaranya adalah hakim. Hanya, tak ada hakim yang ditindak berlatar hakim agung.

Ketua Komisi Mengaku Pinjami Amin

Uang Bukti Suap Rp 67 Juta yang Ditemukan di Mobil

Kasus Suap Anggota DPR Amin yang Tidak

Anggota DPR Al Amin Nasution tertangkap tangan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) ketika dalam situasi dugaan transaksi untuk melicinkan alih status hutan lindung di Bintan, Kepri. KPK menangkap basah Amin bersama Sekda Bintan Azirwan, dua ajudan Sekda, dan seorang perempuan di Hotel Ritz Carlton, Rabu (9/4/2008) dini hari (www.detik.com, 09/04, 13.50).

Burhanuddin Kecewa Ditahan

Syahril Sabirin juga diperiksa KPK.

Penghargaan Bung Hatta

Setelah vakum sejak tahun 2004, tahun 2008 penghargaan kepada individu yang dinilai hidup jujur dalam lingkungan dan budaya Indonesia yang lekat korupsi, Bung Hatta Anti Corruption Award atau BHACA, akan kembali diserahkan. Masyarakat diharapkan bisa mengajukan calon penerima penghargaan itu.

Lima Komisi Bersinergi Perangi Korupsi

Lima komisi negara sepakat bersinergi untuk mencegah korupsi dan melakukan tindakan represif terhadap pelaku korupsi. Kelima komisi negara itu adalah Komisi Yudisial, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Kejaksaan, Komisi Kepolisian, dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Aset Negara Banyak yang Tidak Jelas

Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK meminta data semua rumah dinas, aset negara, kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan. KPK akan menelusuri status kepemilikan rumah-rumah itu mengingat banyak aset negara yang statusnya kini tidak jelas.

Subscribe to Subscribe to