Calon Gubernur Jambi - Dr. Drs. H. Fachrori Umar, M. Hum

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/87/Gubernur_Jambi_Fachrori_Umar.jpg

 

  • Profil Singkat 

Fachrori Umar merupakan Gubernur Jambi yang dilantik pada tahun 2019, ia menggantikan Gubernur Jambi, Zumi Zola yang pada tahun 2018 terjerat kasus suap APBD Jambi tahun anggaran 2018. Dalam kasus tersebut, ia pernah diminta keterangan sebagai saksi oleh KPK, ia dimintai keterangan untuk keterlibatan Saifudin, mantan Asisten III Setda Provinsi Jambi. Kasus tersebut juga menyeret nama Istri Fachrori Umar, Rahima yang merupakan Anggota DPRD Jambi perioder 2014 – 2019. Diberitakan Rahima bolakbalik menjadi saksi dalam persidangan kasus suap tersebut.

Di tahun 2020, Fachrori kembali mengikuti kontestasi pemilihan kepala daerah sebagai Calon Gubernur Jambi. Pada awalnya mantan hakim ini berpasangan dengan Bupati Tanjungjabung Barat, Safrial MS akan tetapi mereka terancam gagal mengikuti pilkada karena belum mendapat dukungan dari partai politik manapun. Partai Nasdem yang notabene merupakan parpol Fachrori lebih memilih untuk mengusung bakal calon lainnya. Pada akhirnya Fachori Umar diusung oleh partai Gerindra, PPP, Hanura, Demokrat dan berpasangan dengan Syafril Nursal sebagai calon wakil Gubernurnya

 

  • Kerabat/Keluarga

  • Rahima (Istri)

Dalam kasus suap RAPBD Jambi tahun anggaran 2018,  Istri Fachrori Umar, Rahima yang pada saat itu menjabat sebagai Anggota DPRD Jambi diduga meminta proyek untuk pembangunan di Kabupaten Bungo. Hal tersebut disampaikan langsung oleh terdakwa, Zumi Zola di dalam persidangan. Selain itu Jaksa Penuntut Umum sempat mempertanyakan keterlibatan Rahima yang diduga menerima uang sebesar Rp. 200 Juta dari salah satu kontraktor bernama Muhammad Imanudin alias Iim.

  • Ria Mayang Sari (Anak)

Ria Mayang Sari merupakan anggota DPD RI Periode 2019 – 2024, ia pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bungo perioder 2014 – 2019

 

  • LKHPN

Catatan atas Kepatuhan: Dari website KPK terkait LHKPN, Fachrori Umar tercatat telah melaporkan harta kekayaannya kepada KPK sebanyak 8 kali. Laporan diurutkan berdasarkan jabatannya sebagai berikut:

  1. Hakim

  • Laporan 10 Maret 2006, harta kekayaan Rp. 1.382.778.000

  1. Wakil Gubernur 

  • Laporan 18 Maret 2010, harta kekayaan Rp. 1.847.708.877

  • Laporan 24 Desember 2013, harta kekayaan Rp. .3.685.235.318

  • Laporan 31 Desember 2014, harta kekayaan Rp. 3.708.562.181

  • Laporan 31 Desember 2015, harta kekayaan Rp. 3.091.292.181

  • Laporan 31 Desember 2017, harta kekayaan Rp. 2.717.066.224

  • Laporan 31 Desember 2018, harta kekayaan Rp. 3.460.436.224

  1. Gubernur 

  • Laporan 31 Desember 2019, harta kekayaan Rp. 4.795.203.665

Laporan harta kekayaan Fachrori Umar pada saat menjabat sebagai hakim hanya ditemukan 1 laporan yaitu pada 2006. Sedangkan saat menjabat sebagai Wakil Gubernur tidak ditemukan adanya laporan pada tahun 2012 dan 2016.

Laporan khusus terkait syarat pencalonan kepala daerah pada tahun 2020 belum tersedia di website KPK.
 

Catatan atas KewajaranDalam kurun waktu 2003-2009 terjadi lonjakan harta kekayaan lebih dari 100%. Dari semula total harta kekayaan sebesar Rp 2.441.050.000 meningkat menjadi Rp 6.614.312.134. Kekayaan Yasonna kembali meningkat drastis pada tahun 2014 menjadi Rp 12.548.339.405.

 

Jabatan

Sahabat ICW_Pendidikan