Yang Penting Kabinet Bersih dari Korupsi
Presiden SBY akan mengevaluasi kabinetnya di akhir tahun. Inilah yang kemudian memunculkan wacana reshuffle.
Apakah memang perlu pergantian kabinet itu? Menurut Wakil Koordinator Badan Pekerja ICW Danang Widoyoko, yang lebih penting justru mengembalikan semangat antikorupsi di kabinet. Bukan menterinya yang diganti, tapi semangat awalnya disegarkan dan dievaluasi, ujar Danang di Jakarta kemarin.
Menurut dia, seluruh menteri harus memiliki komitmen dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. Selain itu, mereka harus bertindak tegas terhadap segala bentuk penyimpangan yang terjadi di lingkungannya. Ada kecenderungan itu menurun. Apalagi, di tengah berbagai musibah bangsa yang bertubi-tubi ini semangat itu perlu dihidupkan lagi, katanya.
Caranya? Danang mencontohkan, pola hidup menteri sudah mulai banyak berubah. Di awal-awal kabinet terbentuk, kami pernah menantang mereka (menteri, Red) untuk hidup sederhana. Sekarang biar masyarakat menilai, katanya.
Kemudian, lanjut dia, menteri membersihkan dan mengganti pejabat penting di bawahnya yang terindikasi melakukan korupsi atau membantu dan membiarkan terjadinya korupsi.
Apakah itu berarti eselon di bawah menteri yang diganti? Tidak mesti demikian. Tapi, jika memang kinerja yang bersangkutan tidak memenuhi standar, ya kenapa tidak?, katanya.
Dia mencontohkan, tindakan seperti memperketat mekanisme tender proyek pemerintah serta menyederhanakan segala bentuk birokrasi dan perizinan sehingga menjadi cepat, sederhana, dan murah.
Tindakan ini sekaligus untuk memulihkan kepercayaan pihak luar, terutama investor atau donatur yang selama ini mengeluhkan kinerja pemerintah di Indonesia sebagaimana ditunjukkan penelitian Bank Dunia baru-baru ini, lanjutnya.
Menteri, lanjut dia, harus memperkuat pengawasan internal di masing-masing institusi dan memberikan reward kepada bawahannya yang memiliki prestasi. Mereka juga harus menjatuhkan punishment yang tegas kepada yang terbukti menyimpang.
Kerja-kerja inspektorat atau bidang pengawasan internal harus lebih dioptimalkan. Para pengawas haruslah dijabat orang-orang yang berintegritas dan berani, ujarnya. (rdl)
Sumber: Jawa Pos, 28 Agustus 2006