”Wali Kota Sugih Mesthi Korupsi”

Gubernur Lantik Yuliyanto-Muh Haris

”Nek ana wali kota sugih wis mesthi kuwi hasil korupsi.” Kata-kata itulah yang dilontarkan Gubernur Jateng Bibit Waluyo dan disambut tawa hadirin saat melantik Yuliyanto SE MM dan H Muh Haris SS MSi sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga 2011-2016 di Ruang Sidang II Kompleks Balai Kota Salatiga, Senin (11/7).

Meski terdengar seperti guyon maton, kata-kata itu wajib menjadi renungan bagi semua pihak, terutama mereka yang mengemban amanat kepemimpinan untuk menjalankan kekuasaan secara bersih dan benar-benar memperhatikan kepentingan rakyat.

Bibit menyatakan, dia menjadi gubernur tidak lain untuk menyejahterakan rakyat. Demikian halnya wali kota juga harus memikirkan rakyat dan jangan memperkaya diri sendiri.

Di sisi lain, dia juga memuji wali kota terdahulu John Manoppo yang mampu membuat program-program untuk kemakmuran rakyat.

Lebih lanjut Gubernur mengingatkan pemimpin wajib bekerja keras. ”Tanpa kerja keras kita tidak akan maju, dan tanpa kerja keras kita akan lapar,” tandasnya.

Salatiga termasuk daerah kecil yang berpenduduk 170.000 jiwa dengan hanya empat kecamatan. Karena itu, wali kota-wakil wali kota harus bisa menyejahterakan rakyat. Sebab, jika tidak akan bahaya.

Pelantikan tersebut berjalan lancar dan khidmat. Mantan wali kota John Manuel Manoppo SH tampak di antara tamu undangan, sedangkan mantan wakil wali kota Ir Hj Diah Sunarsasi tidak hadir.

”Wali Kota terpilih harus bisa mewujudkan janji-janji saat kampanye. Jadi saat ini jani-janji dalam kampanye itu harus mentes,” tegas Gubernur.

Lanjutkan JLS
Dia juga berharap wali kota baru bisa lebih maju membawa Salatiga dengan meneruskan program-program yang dirancang pendahulunya. Orang nomor satu di Jateng itu juga menyebut Jalan Lingkar Selatan (JLS) merupakan ide bagus John Manoppo. Meski demikian, masih banyak kekurangan sehingga jalan tersebut hingga kini belum bisa difungsikan.

”Inilah yang nantinya menjadi tugas wali kota baru untuk memfungsikan jalan itu. Jika masalahnya dana, ya harus mencarikan bagaimana caranya”.

Bibit juga berpesan lima poin filosofi pemimpin yang baik. Lima syarat dimaksud, kata Bibit, pemimpin harus berwatak komandan, seperti bapak, seperti guru, menjadi pelatih, dan menjadi sahabat bagi yang dipimpin. Dari beberapa hal tersebut, Bibit menekankan perlunya sifat komandan. Yakni, pemimpin harus mau turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan serta tegas dalam menindak pegawai yang tidak beres kerjanya.  (H53,H32-35)
Sumber: Suara Merdeka, 12 Juli 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan