Usut Otak Kasus Gayus; Polisi diminta menelisik kegiatan Gayus di Bali

”Sejumlah kalangan mencurigai ada skenario besar di balik leluasanya Gayus Halomoan Tambunan keluar dari rumah tahanan. Karena itu, mereka mendesak kepolisian untuk membongkar otak di balik skandal tersebut.

Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Didi Irawadi Syamsudin, misalnya, meminta penyidikan polisi tidak berhenti dengan penahanan Komisaris Iwan Siswanto,Kepala Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil Kelapa Dua, beserta delapan anak buahnya.

Polisi, menurut Didi, harus berani membongkar tokoh-tokoh yang lebih penting di balik kasus tersebut. “Termasuk petinggi kepolisian, kejaksaan, dan pengusaha besar yang diduga terkait dengan Gayus,” kata Didi melalui telepon kemarin.

Gayus, bekas pegawai pajak golongan III-A, bebas keluyuran setelah menyuap polisi penjaga tahanan. Pengacara Iwan Siswanto, Berlin Pandiangan, mengatakan Gayus, misalnya, telah memberikan uang Rp 368 juta kepada Iwan.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Irgan Chairul Mahfiz mencurigai adanya permainan besar di balik kasus Gayus.“Pasti ada aktor intelektual di balik itu semua,” kata Irgan di Tangerang kemarin.

Jumat dua pekan lalu, seorang pria mirip Gayus tertangkap kamera wartawan. Pria berambut palsu itu asyik menonton pertandingan tenis internasional di Nusa Dua, Bali.

Menurut Irgan, polisi pun harus mengusut motif dan kegiatan Gayus selama di Bali bila pria berambut palsu yang tertangkap kamera itu ternyata benar Gayus.“ Pasti ada sesuatu yang sangat besar di balik itu semua,”kata Irgan.

Anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Darmono, mengatakan pihaknya masih membuka kemungkinan munculnya aktor lain yang bertanggung jawab atas kasus Gayus.Karena itu, Satuan Tugas akan terus memantau perkembangan kasus yang tengah disidik kepolisian ini. Bila ada kemungkinan tersangka lain, “Berarti penyidikan harus dikembangkan,” kata Darmono, yang juga penjabat pelaksana tugas Jaksa Agung, kemarin. MAHARDIKA SATRIA HADI | JONIANSYAH | ISMA SAVITRI | JAJANG

MARKAS KOMANDO BRIMOB KELAPA DUA

YANG PERNAH MENGHUNI RUTAN BRIMOB:

    * Aulia Pohan
    * Muchdi Pr.
    * Rusdihardjo
    * Urip Tri Gunawan
    * Hamka Yandhu
    * Suyitno Landung
    * Antony Zeidra Abidin

5 Bulan, 68 Kali Keluyuran

Bagi Gayus H. Tambunan, Susno Duadji, dan Wiliardi Wizar, jeruji besi dan penjagaan penjara bukan hal yang susah diterabas. Padahal Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua tempat mereka “menginap” adalah tempat para tersangka terorisme mendekam, dengan penjagaan superketat.

BERAPA SERING KELUYURAN?

GAYUS TAMBUNAN
Juli : 3 kali
Agustus : 19 kali
September : 19 kali
Oktober : 23 kali
November (dalam sepekan) : 4 kali
Total : 68 kali

UPETI:Rp 368 juta untuk kepala rumah tahanan
Rp 5-6 juta untuk para penjaga tahanan

SUSNO DUADJI
Saban akhir pekan, sejak Juli lalu

UPETI: Rp 10 juta dan paket bahan kebutuhan pokok

WILIARDI WIZAR
Saban pekan, sejak Juli lalu

UPETI: Rp 15 juta

BAGAIMANA BISA KELUAR?

GAYUS:
Dari ruang tahanan, penjaga mengantar Gayus dengan sepeda motor hingga pompa bensin atau Bank Mandiri di Jalan Akses Universitas Indonesia. Di sana, mobil pribadi Gayus menunggu. Penjaga balik ke tahanan, Gayus bebas keluyuran. Sewaktu Gayus balik lagi ke penjara, penjaga menunggunya di Jalan Akses UI.

SUSNO DAN WILIARDI
Saban Sabtu, pukul 15.00 atau pukul 17.00, mobil Susno dan Wiliardi sudah nongkrong di area parkir rumah tahanan. Penjaga mengantar Susno dan Wiliardi hingga mobil itu. Esok harinya, Susno dan Wiliardi kembali diantar sopir pribadinya ke depan rumah tahanan.

RUMAH TAHANAN BRIMOB
Rutan Markas Komando Brimob terdiri atas tiga blok: A, B, dan C. Setiap blok terdiri atas 6 ruangan berukuran sekitar 3 x 3 meter. Tiap ruangan dilengkapi WC, penyejuk udara (AC), dan kasur pegas. Beberapa ruangan memiliki satu pesawat televisi.

PROSEDUR BESUK
(di Atas Kertas):

Waktu besuk: dua kali dalam sepekan, Selasa dan Jumat.

Pemeriksaan:

    * Gerbang utama Markas Komando Brimob. Pembesuk menyimpan kartu identitas.
    * Pintu gerbang rumah tahanan. Pembesuk kembali diminta menyimpan kartu identitas. Alat komunikasi, seperti telepon seluler, harus dititipkan.

SUMBER: DOKUMEN PEMERIKSAAN DIVISI PROPAM POLRI | PDAT INFOGRAFIS: EDI WAHYONO (TEMPO)
 
Sumber: Koran Tempo, 15 November 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan