Tunjangan Pejabat Bank Indonesia Terlalu Besar

Adapun total gaji dan tunjangan presiden untuk tahun depan hanya Rp 62,74 juta per bulan. Untuk gaji dan tunjangan wakil presiden Rp 57,32 juta per bulan.

Ketua Kelompok Kerja Pembahasan Anggaran Pengelolaan Sumber Daya Manusia Bank Indonesia Dewan Perwakilan Rakyat Andi Rahmat menilai tunjangan yang diterima Dewan Gubernur Bank Indonesia terlalu besar, tidak wajar, dan memuat angka-angka yang tidak sensitif.

Kelompok Kerja, kata dia, akan mengusulkan besaran tunjangan itu dikurangi. Sehingga maksimal pendapatan mereka tiga kali lipat dari gaji presiden, papar Andi kepada Tempo kemarin.

Bank Indonesia mengajukan anggaran gaji rata-rata per bulan untuk tahun depan bagi gubernur Rp 223,76 juta, deputi gubernur senior Rp 187,25 juta, dan deputi gubernur Rp 169,86 juta. Adapun total gaji dan tunjangan presiden untuk tahun depan hanya Rp 62,74 juta per bulan. Untuk gaji dan tunjangan wakil presiden Rp 57,32 juta per bulan.

Artinya, Andi melanjutkan, gaji gubernur bank sentral 3,6 kali lebih besar jika dibandingkan dengan gaji presiden. Salah satu tunjangan yang dinilai terlalu besar, menurut dia, adalah tunjangan cuti tahunan yang diterima dua kali dalam setahun. Gubernur menerima Rp 282 juta, deputi gubernur senior Rp 236 juta, dan deputi gubernur Rp 214 juta. Kalau gaji pokok, Dewan tidak mempermasalahkan karena besarannya tidak naik sejak masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie, papar Andi.

Dia menjelaskan, dari sisi perencanaan keuangan, anggaran yang diajukan bank sentral sebenarnya tidak ada yang salah. Apalagi Bank Indonesia sudah memangkas anggaran operasional, termasuk gaji dan honor pegawai. Tapi, jika dilihat dari segi moral dan sensitivitas, kata dia, dalam situasi seperti ini, kok ada yang gajinya sangat besar, sementara di sisi lain ada yang tidak dapat apa-apa. ASTRI WAHYUNI

Sumber: Koran Tempo, 21 Desemebr 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan