Tolak Politik Uang Menuju Pemilu Bersih!

Pemilu legislatif dan pemilu presiden sudah di ambang pintu. Kita masih berhadapan dengan ancaman politik uang. Jika kita biarkan, pemilu tidak lagi menjadi momentum demokrasi, tapi hanya sekadar ritual pesta riuh meriah lima tahunan.

Pemilu masih rawan politik uang

Dalam demokrasi, pemilu adalah peristiwa maha penting. Pemilu bukanlah sekadar “pesta demokrasi” yang sering digembar-gemborkan. Lebih dalam dari itu, pemilu adalah momentum rakyat menentukan nasibnya sendiri dan nasib pemerintahan selama lima tahun mendatang.

Pemilu yang bersih dari kecurangan dan benar-benar mengantarkan amanah segenap warga bangsa merupakan dambaan kita semua.

Namun, ada bahaya besar yang selalu mengintai pemilu kita. Bahaya itu adalah politik uang.

Politik uang mampu menggagalkan upaya mewujudkan pemilu bersih dan berintegritas. Politik uang mampu menyulap pemilu menjadi kotor, curang, dan penuh penyalahgunaan kuasa.

Tapi, kabar baiknya, kita sebagai warga bangsa dapat menghadang, mencegah, dan melawan politik uang.

Kita harus memberanikan diri jujur: tolak uangnya, ungkap pelakunya!

Pemilu bersih vs. politik uang

Pemilu di Indonesia kerap digelayuti korupsi yang mengakibatkan pemilu menjadi wadah empuk pembajakan suara rakyat dan sarana perputaran uang yang diragukan keabsahannya.

Parahnya, pemilu yang demikian jelas akan dibuntuti korupsi politik. Anggaran dan kebijakan negara terancam digerogoti lagi dan lagi oleh “sang terpilih” yang berkuasa.

Korupsi dalam pemilu dapat terjadi dalam hubungan antara:

-        Para peserta pemilu (partai politik)

-        Penyumbang dana kampanye (donatur)

-        Penyelenggara pemilu (Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu).

Bentuk korupsi pemilu yang paling mengancam terwujudnya pemilu bersih berintegritas adalah politik uang.

Politik uang, kenikmatan sesaat berbuntut rugi panjang

Apa sebenarnya politik uang itu? Politik uang dapat diartikan sebagai memberi uang atau manfaat lainnya kepada kita, pemilih, untuk mendukung calon tertentu. Atau, bisa juga kepada penyelenggara pemilu sebagai imbalan untuk memanipulasi hasil pemilu. Bentuk paling mencolok dari politik uang adalah jual beli suara.

Namun, politik uang tidak hanya sekadar jual beli suara. Politik uang yang parah, mampu membajak dan memanipulasi pemilu.

Politik uang mengintai dan siap menerkam setiap tahapan pemilu. Misalnya, pada proses pencalonan kandidat dalam partai politik, verifikasi partai politik dan kandidat di Komisi Pemilihan Umum, rekrutmen petugas di Tempat Pemungutan Suara, penghitungan suara, rekapitulasi hasil pemilu, dan jual beli suara.

Indonesia Corruption Watch mencatat berbagai pengalaman berharga kala memantau pelaksanaan pemilu dan pemilihan kepala daerah di tanah air.

Kami menemukan beragam modus politik uang dalam pemilihan-pemilihan itu. Mulai dari pembagian uang tunai, sembako, kerudung, sajadah, helm, bibit tanaman, dan door prize; hingga sumbangan tempat ibadah dan jalan. Ada juga insentif kepada kepala desa, tokoh masyarakat, dan pemuka agama, mentraktir makan pemilih secara massal, pengobatan gratis, dan modus-modus lainnya.

Korupsi merusak kehidupan kebangsaan

Rakyat Indonesia telah lama menderita akibat korupsi di berbagai sektor. Dirasakan langsung atau tidak, korupsi menghambat pertumbuhan negeri dan merusak tatanan pemerintahan dan hidup bermasyarakat.

Misalnya, yang paling mudah ditemui sehari-hari adalah pelayanan publik yang seharusnya gratis malah menuntut pungutan liar atau uang pelicin “seikhlasnya”. Kasus-kasus korupsi kakap yang menyeret sejumlah aparat penegak hukum, hakim, anggota dewan, pegawai negeri, hingga artis dan makelar proyek juga terus menjadi keprihatinan masyarakat.

Sadar atau tidak, salah satu asal muasal korupsi politik bercokol pada korupsi pemilu.

Politik uang yang meracuni pemilu dapat menghasilkan orang-orang tak bersih yang malah makin menyengsarakan rakyat ke depannya. Mereka rawan menyelewengkan amanah dan wewenang untuk keuntungan pribadi dan golongan, mulai dari merancang kebijakan koruptif hingga berprofesi ganda sebagai mafia uang rakyat.

Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat yang diulas berbagai survei sebagai salah satu lembaga pemerintahan yang tak lagi dipercayai rakyat, harus diisi orang-orang bersih dan berintegritas, yang sejak awal berani menolak politik uang dan siap bekerja melayani rakyat.

Kini, pilihannya ada pada kita semua, rakyat Indonesia, untuk menolak politik uang dan siap ambil bagian mengawasi pemilu, serta sambil menguatkan satu sama lain, mengungkap para pelaku politik uang.

Jika kita, warga masyarakat, sama-sama berkomitmen mengawasi pemilu, maka kita dapat turut mewujudkan pemilu bersih. Pada akhirnya, kita turut mengubah keadaan bangsa yang rindu perbaikan.

Apa yang harus dan bisa kita lakukan?

Indonesia Corruption Watch bersama Gerakan Pemilu Bersih mengajak Anda turut menolak politik uang dan mengungkap para pelakunya. Bersama, kita serukan: Tolak Politik Uang, Menuju Pemilu Bersih 2014!

Kita akan mendeklarasikan pada para pelaku politik uang bahwa mereka tak dapat bersembunyi dalam gelap. Lewat deklarasi ini, kita bersepakat melawan mufakat jahat politik uang terhadap Pemilu 2014. Kita juga menyerukan pada segenap warga bangsa lain yang belum ikut bergabung, untuk turut bersama menolak politik uang yang berbahaya menghancurkan Pemilu 2014.

Deklarasi Menolak Politik Uang – Menuju Pemilu Bersih Berintegritas

Hari/ Tanggal: Jumat, 28 Februari 2014

Tempat: Plaza Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.

Waktu: Pkl. 14.30 – 18.00

Deklarasi Menolak Politik Uang akan menghadirkan berbagai tokoh lintas isu dan agama.

Rocky Gerung akan memperingatkan bahwa masyarakat tak tinggal diam dan turut mengawasi jalannya pemilu.

Alissa Wahid dan Romo Franz-Magnis Suseno akan menyuarakan penolakan terhadap politik uang dari umat lintas keyakinan.

Pangeran Siahaan akan menyerukan bahaya politik uang lewat dan aspirasi terhadap pemilu lewat orasinya yang mewakili suara anak muda.

Sastra Kalimalang dan Simponi akan menyadarkan kita lewat musik dan lirik penuh gugatan rakyat terhadap penyelenggaraan pemilu bersih dan berintegritas.

Dipandu Akbar, stand up comedian yang tengah naik daun, bersama kita akan menyerukan penolakan terhadap politik uang dan menuntut serta memastikan penyelenggaraan pemilu yang bersih dan berintegritas.

Manfaatkan politikuang.net untuk melawan politik uang!

Deklarasi ini juga akan meluncurkan politikuang.net, website pemantauan dan pelaporan tentang pelaksanaan Pemilu 2014 yang telah kami buat.

Dengan politikuang.net, kita dapat mengawasi pelaksanaan pemilu dan melaporkan berbagai dugaan kecurangan dan penyelewengan dalam pemilu di daerah kita. Ajak serta keluarga, kerabat, dan rekan-rekan Anda untuk menggunakan politikuang.net. Nantinya, seluruh laporan di politikuang.net akan kita teruskan pada Badan Pengawas Pemilu untuk ditindaklanjuti. Tak berhenti di sana, kita akan terus mengawal pelaksanaan pemilu hingga penghabisan.

Kita dapat turut memikul tanggung jawab terhadap nasib negara kita selama lima tahun ke depan, dan tidak mempan terbujuk janji manis para peserta pemilu.

Sebab, pemilu ini adalah milik kita, bukan milik politik uang. 

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan