Tim Pengusut Kasus Gayus Sudah Dibubarkan, Namun Sisakan Kontroversi

Tim independen yang mengusut kasus mafia pajak Gayus Tambunan sudah dibubarkan. Namun, itu masih menyisakan kontroversi. Sebab, keterangan pihak Mabes Polri soal kehadiran satgas dan Menko Polhukam dibantah.

Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana menyesalkan keterangan Mabes Polri yang menyebutkan kehadiran dirinya dalam pembubaran tim. ''Informasi itu tidak akurat dan keliru,'' ujar Denny kemarin (21/7).

Sebelumnya, Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombespol Marwoto Soeto menyatakan, pembubaran tim dihadiri Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Denny Indrayana. Marwoto menjelaskan itu kepada wartawan saat dikonfirmasi soal acara tertutup di ruang rapat utama Mabes Polri yang berlangsung Rabu lalu (Jawa Pos, 21/7).

Menurut Denny, keterangan Marwoto tidak benar. ''Saya tidak hadir dan tidak tahu acara itu,'' katanya.

Satgas juga menilai tim independen masih dibutuhkan untuk mengurai jejaring sindikasi kasus Gayus. ''Ini belum selesai semua. Jadi, sebenarnya tim itu masih dibutuhkan,'' ujar pendiri Pusat Studi Antikorupsi UGM itu.

Keterangan Marwoto juga dibantah Menko Polhukam Djoko Suyanto. Menurut mantan panglima TNI itu, dirinya berada di Hanoi, Vietnam, untuk menghadiri ASEAN Ministrial Meeting dan ASEAN Regional Forum ke-17. ''Tidak benar saya ada di Mabes Polri pada hari dan tanggal itu (untuk menghadiri pembubaran tim independen). Saya baru pulang Selasa malam,'' kata Djoko.

Hingga tadi malam pukul 22.00, Kabidpenum Marwoto belum bisa dihubungi ulang soal keterangannya yang dibantah dua figur penting tersebut. Acara Selasa lalu memang tertutup untuk wartawan sehingga keterangan hanya didapatkan dari Marwoto. Namun, Ketua Tim Independen Irjen Mathius Salempang memastikan tugas mereka sudah selesai. ''Sudah kemarin," kata Mathius saat ditanya soal pembubaran timnya.

Berkas-berkas milik tim independen kemarin juga dibawa ke gedung Bareskrim. Total, ada tiga boks dokumen yang diantar oleh penyidik. Mathius sendiri memimpin penyerahan dokumen-dokumen itu.

Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi saat dikonfirmasi juga memastikan tugas tim independen sudah selesai. ''Kembali kepada tugas di satuan masing-masing,'' katanya.

Menurut Ito, tim dibentuk karena penanganan kasus Gayus saat itu rumit dan menyeret unsur internal kepolisian. ''Sekarang sebagian berkas sudah selesai. Jadi tugasnya juga sudah selesai. Nah, yang belum ditangani Bareskrim,'' katanya.

Dia menjamin, meski bukan tim independen, Bareskrim sangat serius menuntaskan sindikasi Gayus. ''Sudah tahap akhir. Insya Allah, segera selesai semua,'' ujar mantan Kapolwiltabes Surabaya itu.

Di tempat terpisah, seorang lagi tersangka kasus mafia pajak Gayus Tambunan segera duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan sudah melimpahkan berkas perkara Syahril Djohan ke pengadilan.

''Berkas pelimpahan sudah diteken kemarin (Selasa, 20/7). Hari ini (kemarin, Red) dikirim,'' kata Kepala Kejari Jaksel Yusuf kemarin (21/7). Selanjutnya, jaksa tinggal menunggu penetapan waktu sidang bagi Syahril yang disebut-sebut sebagai makelar kasus itu.

Sementara itu, maraknya kasus korupsi di Ditjen Pajak Kemenkeu memantik keke­cewaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Karena itu, dia meminta seluruh jajaran Ditjen Pajak melakukan introspeksi dan segera menghentikan segala bentuk penyimpangan.

"Terus terang, hari ini (kemarin, Red), hati dan perasaan saya bercabang. Di satu sisi, saya senang, bersyukur. Di sisi lain, saya masih kecewa dan prihatin," ucap SBY di hadapan sekitar 300 pejabat dan pegawai Ditjen Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

SBY bersyukur karena penerimaan pajak meningkat dari tahun ke tahun. Namun, dia menyatakan tidak bisa menyembunyikan kekecewaan itu gara-gara munculnya kasus Gayus Tambunan. Pertemuan dan arahan untuk jajaran Ditjen Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai, papar SBY, digagas setelah kasus Gayus meledak.

Menkeu kala itu, Sri Mulyani Indrawati, meminta SBY bertemu dengan pimpinan dan jajaran Ditjen Pajak. Namun, SBY meminta Sri Mulyani mengonsolidasikan jajaran Ditjen Pajak lebih dahulu. "Saya kurang tepat untuk bertemu. Sebab, waktu itu saya masih sangat kecewa. Lebih baik bertemu saat saya sudah bisa menata emosi dan ada langkah-langkah yang baik, konkret, dan nyata dari jajaran Ditjen Pajak," kata SBY.

Gara-gara kasus Gayus, kini terjadi demotivasi dan demoralisasi di jajaran Ditjen Pajak, yang terus dihujat masyarakat.

Namun, presiden meminta para petugas pajak berintrospeksi. "Patutlah kita dan Saudara berintrospeksi. Demoralisasi dan demotivasi adalah sumbernya, biang keladinya. Sebab, perilaku sejumlah pihak mencoreng nama baik Ditjen Pajak serta dalam kasus tertentu Ditjen Bea dan Cukai," ungkap SBY.

Presiden mengatakan, Ditjen Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai adalah ins­tan­si yang memiliki target penerimaan negara terbesar. Untuk itu, yang berprestasi bisa menjadi pahlawan ekonomi dan APBN. Sebaliknya, pengkhianat menjadi penjahat.

SBY menuturkan, kepercayaannya kepada Ditjen Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai baru pulih jika integritas, kapasitas, dan kinerja yang baik sudah ditunjukkan. "Makin cepat ditunjukkan itu, makin cepat pula kepercayaan saya. My trust on you, you itu semua, bukan hanya yang hadir di sini, itu pulih," ucap dia.

Menanggapi pernyataan tersebut, Menkeu Agus Martowardojo optimistis mampu melakukan perbaikan. "Kami mohon Bapak Presiden percaya kepada kami, demi melanjutkan aktivitas kami," ujar Agus. (rdl/sof/fal/c4/c11/ iro/agm)
Sumber: Jawa Pos, 22 Juli 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan