Tidak Takut Bicara, Tegakkan Kebenaran…!

Deklarasi Masyarakat Sipil Pendukung Bu Siami

Kejujuran sudah menjadi musuh dinegeri ini. Kejujuran tidak lagi dimuliakan, dijunjung tinggi, dan diyakini sebagai nilai luhur bangsa yang senantiasa diwariskan dari generasi ke generasi. Bersikap jujur dan berani bicara apa adanya dianggap sebagai aib dan tidak menggunakan hati nurani.

Kejadian pahit dialami oleh Siami, seorang ibu penjahit yang berani berbicara jujur mengungkap kecurangan dalam Ujian Nasional di sekolah anaknya. Dia harus menghadapi tekanan karena keberanian berbicara jujur pada publik. Sikap jujur Ibu Siami harus diapresiasi karena bangsa ini telah mengalami defisit kejujuran dikalangan elit pemimpin negeri ini. Banyak pemimpin dinegeri ini yang berbohong guna menutupi praktek korupsi serta menghindari jeratan hukum.

Penyelenggaraan Ujian Nasional telah menimbulkan berbagai masalah dan menelan banyak korban.

Fino Che Guevara, murid SMP Garut berusaha jujur mengungkapkan kejanggalan atas hasil ujian nasionalnya. Sayangnya, sikap jujur tersebut justru berbuah sanksi dari pemerintah.

Kamal Fikri, seorang guru SMK Negeri kota Cilegon, membela murid yang mengaku mendapatkan contekan Ujian Nasional. Akan tetapi, keberanian membela kejujuran murid tersebut telah memaksa beliau untuk hengkang dari sekolah dan tidak lagi mengajar murid-murid yang disayangi disekolah tersebut.

Nur Hidayatusholihah, murid SMA Muhammadiyah 1 Kali Rejo Lampung harus mengulang belajar selama tiga tahun karena ingin lulus secara jujur. Sementara murid lain yang berkemampuan akademis lebih rendah justru lulus Ujian Nasional dengan mudah.

Irma Winda Lubis, seorang Ibu murid SD 06 Pesanggrahan Jakarta juga mengungkapkan kekecewaannya atas pemaksaan ketidakjujuran pihak sekolah pada anaknya. Anaknya dipaksa untuk memberikan contekan pada teman-temannya lain pada saat Ujian Akhir Nasional SD.

Masih banyak lagi guru dan masyarakat yang berani berbicara jujur tentang kecurangan Ujian Nasional dan kemudian menjadi korban. Dan terakhir, Ibu Siami yang mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan karena berusaha mengungkapkan kecurangan Ujian Akhir Nasional disekolah anaknya.

Kecurangan dalam Ujian Nasional jelas bertentangan dengan tujuan pendidikan dan menghambat upaya pemberantasan korupsi. Kecurangan dalam penyelenggaraan Ujian Nasional pada semua jenjang pendidikan dikhawatirkan akan menanamkan virus korupsi pada generasi muda bangsa Indonesia.

Mengapa hal ini terjadi?
Masalah kecurangan ini dapat diletakkan dalam kerangka pedagogis dan kerangka evaluasi pendidikan. Dalam kerangka pedagogis, peristiwa ini terjadi karena makna pedagogis yang bertujuan mendidik murid atau peserta didik menjadi manusia yang utuh dipersempit menjadi manusia yang mengagung-agungkan hasil dan tidak dapat menerima konsekwensi.

Dalam kerangka sistem evaluasi, evaluasi yang tidak hanya melihat hasil belajar murid tetapi juga melihat proses belajar murid, pada bagian ini, evaluasi dipersempit hanya pada hasil belajar. Implikasi dari mempersempit evaluasi ini, sekolah berlomba-lomba, mencari hasil belajar buka proses belajar. Ini mengakibatkan muncul tindakan-tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara etis dan pedagogis. Misalnya percontekan massal.

Peristiwa juga harus didudukkan dalam fungsi pendidikan yang dijalankan oleh negara dan masyarakat. Tugas pendidikan tidak hanya dijalankan oleh sekolah dan keluarga tetapi juga harus dilaksanakan oleh negara melalui pemerintah dan institusi-institusi seperti, komunitas, pers, gereja, mesjid, kelenteng, wihara. Dalam kasus ini, negara dan pemerintah gagal membuat sistem pendidikan, khususnya sistem evaluasi yang dapat mencegah perbuatan curang. Untuk komunitas, dalam kasus ini, warga komunitas gagal saling mendidik satu sama lain sehingga gagal memaknai tindakan Ibu Siami. Begitu juga dengan Mendiknas yang juga gagal memahami gejolak negatif masyarakat tersebut.

Secara umum, dalam kasus ini, negara dan masyarakat harus kembali mengoptimalkan kekuatannya untuk menjaga masyarakat yang cerdas, adil, dan jujur.

Terkait dengan masalah yang dihadapi oleh Ibu Siami, demi tegaknya nilai-nilai kejujuran serta upaya keras bangsa Indonesia membangun integritas dan memberantas korupsi saat ini, maka dengan ini kami, Koalisi Masyarakat Sipil Pendukung Ibu Siami, menyatakan sikap berikut,:

  1. Mendukung upaya Ibu Siami untuk mengungkapkan kebenaran atas praktek kecurangan dalam Ujian Nasional di SD Negeri 2 Gadel Surabaya tahun ajaran 2011/2012.
  2. Mengajak masyarakat kampung Gadel Surabaya untuk mendukung sikap jujur Ibu Siami.
  3. Mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam segala sendi kehidupan.
  4. Mendorong Pemerintah meninjau kembali Sistem Pendidikan Nasional.
  5. Mendorong pemerintah menghapuskan Ujian Nasional diseluruh jenjang pendidikan.
  6. Mendorong Masyarakat saling mendidik bukan saling menindas guna menjunjung tinggi nilai kejujuran dan kebenaran.

Jakarta, 16 Juni 2011

Koalisi Masyarakat Sipil Pendukung Ibu Siami

  • FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia)
  • APPI (Aliansi Orang Tua Murid Peduli Pendidikan)
  • Tempo Institute
  • Masyarakat Transparansi Indonesia
  • Rumah Untuk Kejujuran
  • Transparansi Internasional Indonesia
  • Koalisi Pendidikan
  • Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
  • KONTRAS
  • Perhimpunan Indonesia Tionghoa
  • Himpunan Alumni Fateta, IPB
  • Alumni ITB Angkatan ‘75
  • Perkumpulan Bung Hatta Anti Corruption Award.
  • Indonesia Corruption Watch

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan