Teten Masduki: Bunga Teratai Antikorupsi
Sejumlah tokoh memberikan dukungan untuk Teten Masduki, aktivis senior antikorupsi, pendiri Indonesia Corruption Watch, dan mantan Sekjen Transparency International Indonesia (TII) yang bertarung di Pilkada Jabar. Teten nyalon sebagai Calon Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat mendampingi Rieke yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai Calon Gubernur. Acara bertempat di Restoran Warung Daun Jakarta Pusat, Rabu (60/02) lalu.
Erry Riana Harjapamekas, mantan komisioner KPK jilid I mengatakan bahwa perjuangan Teten berat. “Apalagi setelah menang, itu tambah berat, tapi saya percaya pada Teten,” pungkasnya mantap.
Natalia Soebagjo, salah satu pendiri TII, menuturkan harapannya soal pencalonan Teten. “Saya yakin setelah Rieke dan Teten menang nanti, mereka akan tetap berjuang walaupun godaannya sangat besar. Saya berikan support saya pada Rieke-Teten supaya mereka berjuang dan lulus ujian ini. Ini bukan ujian mereka saja, tapi kita semua. Ini menunjukkan bahwa lewat cara yang baik dan benar, menjunjung tinggi integritas, bisa menang. Dan akhirnya supaya bangsa kita bisa lulus ujian ini.”
Majunya Teten sebagai Cawagub menjadi harapan bagi pemberantasan korupsi dan perubahan bagi Jawa Barat, yang selama ini dikenal juga sebagai provinsi dengan tingkat kekerasan cukup tinggi pada minoritas. Awalnya, niat Teten sempat mendapat tentangan dari sejumlah pihak, termasuk para aktivis antikorupsi yang khawatir antara Teten kalah dan namanya jatuh, atau Teten menang dan ikut terjerumus ke dalam praktek politik yang kotor.
Danang Widoyoko, Koordinator ICW, mendukung langkah Teten. “Yang dilakukan Teten ini adalah perluasan gerakan. Kalau cuma mengandalkan TII dan ICW, ya hanya begini-begini aja. Kalau KPK masih ada, tapi praktek korupsinya jalan terus? Dengan masuk wilayah komunitas politik, ini mendorong ada perluasan gerakan, mendorong pemberantasan korupsi,” ujar Danang.
Praktisi hukum yang dikenal kritis soal korupsi, Alex Lay, menyatakan, “Saya mendukung Teten karena ini fase berikutnya dari apa yang dilakukan Teten. Beliau membangun ICW sebagai lembaga watchdog yang tugasnya mengawasi praktek-praktek korupsi dan mengkader teman-teman ICW. Setelah ICW siap dengan anak-anak mudanya, Teten pergi ke TII, yang punya sistem berbeda. Dari semula pengawas, kemudian di TII maju bekerja sama dengan pemerintah, dan sekarang beliau mencoba masuk kedalam sistem untuk ikut eksekusi. Ini tahapan yang bagus bagi aktivis.”
Usman Hamid, aktivis penggiat antikorupsi mengemukakan, “Saya tidak ragu akan integritas Teten. Disini Teten sebagai lokomotif untuk memengaruhi sistem politik yang sudah begitu korup. Perjuangan seorang aktivis antikorupsi tidak hanya di langit, tapi di bumi. Ini menguji seorang aktor gerakan demokrasi, apakah dia bisa membumikan gerakan sosial kedalam masyarakat.”
Mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto juga menyatakan dukungan pada Teten. “Kita sudah mulai muak pada korupsi karena pada akhirnya korupsi ini menyebabkan masyarakat yang seharusnya bisa terbantu hidup wajar malah harus menderita. Maka mari kita dukung agar Kang Teten melakukan pembersihan di tempat yang selama ini kita anggap perlu dibersihkan,” kata Endriartono.
Sejumlah tokoh lain seperti Rektor UIN Komaruddin Hidayat, Lin Che Wei, Atika Makarim, dan Anies Baswedan pun turut mendukung pencalonan Teten sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat. Pribadi dan integritas Teten selama malang melintang di dunia aktivisme antikorupsi, rupanya berbuah kepercayaan tinggi dari sekian banyak tokoh masyarakat.
“Walau awalnya teman-teman aktivis banyak yang menentang, saya yakin bahwa perubahan bisa kita lakukan. Saya tidak kuatir nama saya jatuh kalau saya kalah. Saya tidak takut saya masuk lumpur akan belepotan lumpur, karena ada bunga teratai yang hidup di lumpur tapi tetap bersih. Maka kalau nanti kami berhasil, bisa membangun Jabar lebih baik, barangkali perubahan di Jabar ini bisa menginspirasi perubahan di tempat lain,” tegas Teten.