Tersangka Rehab Madrasah Terungkap [27/06/04]

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Irjen Pol. Drs. Edi Darnadi menegaskan, tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan gedung dan rehab madrasah di Jawa Barat dari APBN tahun 2003 senilai Rp 55 miliar, sudah mulai terungkap.

Dalam waktu dekat para tersangka kasus itu akan terbuka. Mereka adalah orang-orang yang di lapangan, ujar Edi, kepada wartawan di sela-sela acara peringatan Hari Anti Madat Internasional Tingkat Jabar, Sabtu (26/6), di Lapangan Gasibu, Kota Bandung.

Menyinggung kasus dugaan korupsi Rp 1,2 miliar yang diduga melibatkan Bupati Bogor Agus Utara, Wakil Bupati Bogor Albert Pribadie, sejumlah anggota DPRD Kab. Bogor, dan sejumlah staf karyawan, Edi hanya mengatakan, Kita lihat saja nanti. Kami sedang memeriksanya. Saya belum bisa jawab sekarang dong, orang lagi diperiksa, gimana, sih. Saya kan baru datang di sini (Polda Jabar-red.) sebulan, kata Kapolda dengan nada ketus.

Tak di Bandung

Kapolda kemarin kembali menegaskan, bahwa tersangka teroris Dr. Azahari tidak berada di Bandung atau di daerah lainnya di Jawa Barat. Penegasannya sebagai koentar terhadap pernyataan Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar (Kapolwiltabes) Bandung Kombespol Hendra Sukmana beberapa waktu lalu, yang menyebut Dr. Azahari ditengarai masih bersembunyi di wilayah Jawa Barat, bahkan di Kota Bandung.

Tidak benar dia (Dr. Azahari-red.) ada di Bandung atau di Jawa Barat. Kapolwil salah menjabarkannya. Dia memang pernah di Bandung dan Jabar. Oleh karenanya kita harus waspada karena tidak tertutup kemungkinan di kembali lagi ke sini (Bandung-red.), tegas Kapolda

Sementara itu, menanggapi sikap Wali Kota Bandung Dada Rosada, yang turut memerintahkan para camat, lurah, ketua RW, hingga RT, untuk waspada dan mengawasi setiap warga baru yang masuk ke lingkungannya, menurut Kapolda, semua itu hanya langkah kewaspadaan yang patut dilakukan polisi dan warga, untuk mengantisipasi beraksinya teroris di Kota Bandung.

Itu langkah sewajar yang harus dilakukan warga dan petugas sebagai kewaspadaan terhadap kehadiran teroris di wilayahnya. Apalagi Dr. Azahari pernah ada di Bandung, ucap Edi.(A-128)

Sumber: Pikiran Rakyat, 27 Juni 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan