Sutiyoso: Tomi Winata Hanya Mengantar

Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengakui, pengusaha asal Republik Rakyat Cina, yang datang menemuinya, Kamis (30/6) di kantornya, untuk melihat peluang investasi. Sutiyoso juga membenarkan kedatangan pengusaha RRC itu diantar bos Artha Graha, Tomy Winata. Dia (Tomy Winata) berkapasitas mengantar, karena pengusaha-pengusaha dari Provinsi Guangzhou itu memang minta kepada TW agar diantar untuk melihat peluang-peluang (investasi) yang ada, kata Sutiyoso di Balai Kota DKI kemarin.

Puluhan pengusaha asal Provinsi Guangzhou, Republik Rakyat Cina, menemui Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso di ruang rapat pimpinan Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (30/6) siang. Sekitar pukul 15.30 WIB, rombongan pengusaha itu keluar ruangan. Yang cukup mengejutkan kalangan pers, pada kesempatan itu tampak di antaranya bos PT Artha Graha Tomy Winata. Tidak jelas maksud Tomy ada di sana.

Saya kurang tahu jelas, dia itu fasilitator atau investor. Kami pikir semuanya investor, kata Asisten Pembangunan DKI Jakarta Hari Sandjojo kepada wartawan. Dia menceritakan, kehadiran para pengusaha yang jumlahnya 27 orang itu untuk menyimak presentasi berbagai proyek di Jakarta, tempat mereka bisa menginvestasikan uangnya.

Pertemuan baru tahap perkenalan. Tidak ada komitmen, kata Hari. Seusai pertemuan, Tomy Winata yang mengenakan kemeja berlengan pendek warna biru tua, celana kain hitam, dan sepatu pantofel warna hitam itu menolak memberi komentar. Dia hanya menggoyangkan tangannya tanda menolak (Koran Tempo, 30/6).

Sutiyoso membantah, pengusaha asal RRC itu akan membangun usaha bersama dengan pemilik Artha Graha itu. Menurut Sutiyoso, hingga saat ini Tomy belum mengatakan apa-apa mengenai kunjungannya itu. Tomy kan punya akses ke sana dan kenal dengan pejabat-pejabat. Tomy kan kenal semua pengusaha di Cina, ujarnya.

Dalam pertemuan itu, kata Sutiyoso, pihaknya mempresentasikan beberapa peluang yang ada di DKI. Peluang investasi itu, di antaranya, pengembangan sentra primer Pasar Tenabang, yang diperkirakan memakan biaya hingga Rp 8 triliun. Selain itu, pihak pemerintah DKI Jakarta juga menawarkan proyek-proyek lainnya, seperti subway dan monorel untuk mengatasi persoalan transportasi di Jakarta.

Mengenai tawaran investasi yang diajukan para pengusaha asal Cina kelak, menurut Sutiyoso, pihak pemerintah DKI Jakarta akan mempelajarinya terlebih dulu. Tapi Sutiyoso belum tahu di sektor mana para pengusaha asal Cina itu akan menanamkan modalnya. Mereka tertariknya (apa), kita nggak tahu, katanya. AHMAD FIKRI

Sumber: Koran Tempo, 2 Juli 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan