Surat Perempuan Indonesia Antikorupsi (PIA) : Hentikan Kriminalisasi terhadap Bambang Widjojanto

Jakarta, 12 Oktober 2015

Kepada Yth.

Presiden Republik Indonesia

Ir. Joko Widodo

Di Tempat

Hal: Permintaan Perempuan Indonesia Untuk Hentikan Kriminalisasi terhadap Bambang Widjojanto

Dengan Hormat,

Bapak Presiden Joko Widodo yang terhormat, kami berdoa agar Bapak sehat dan berbahagia selalu. Karena dengan keadaan fisik yang sehat, kami berharap Bapak bisa memimpin Bangsa Indonesia dengan lebih baik lagi. Melalui surat ini kami ingin menyampaikan pernyataan sikap kami sebagai Komunitas Perempuan Indonesia Anti Korupsi terkait kriminalisasi yang dihadapi oleh Komisioner KPK Non-Aktif, Bambang Widjojanto.

Kami merasa bahwa apa yang terjadi kepada Saudara kami, Bambang Widjojanto adalah sebuah perbuatan yang menyakitkan hati. Seorang Komisioner KPK yang dicintai publik, tapi dibenci oleh koruptor, kini harus menghadapi proses hukum yang seolah-olah dipaksakan. Ini berarti tidak ada jaminan keamanan bagi kami dari tindak-tindak kriminalisasi dan kesewenang-wenangan aparat penegak hukum, karena jika seseorang seperti saudara kami Bambang Widjojanto saja bisa dikriminalisasi, bagaimana dengan kami yang hanya rakyat biasa?

Bapak Presiden Joko Widodo yang terhormat, tentulah Bapak sudah menimbang dengan bijaksana seluruh keputusan yang Bapak keluarkan terkait hal ini, namun izinkanlah kami menyampaikan masukan dan titipan doa untuk anak dan cucu kami kelak. Jika kemudian kriminalisasi terhadap saudara kami, Bambang Widjojanto tidak juga dihentikan, kami khawatir anak dan cucu kami kelak tidak akan mengenal Indonesia yang bebas dari korupsi. Betapa tidak, seorang tokoh pemberantasan korupsi yang di pundaknya kami titipkan harapan membasmi perilaku korup para koruptor, justru dibuat tak berdaya karena tuduhan yang tak berdasar.

Bapak Presiden Joko Widodo yang kami hormati, apa yang menimpa saudara kami, Bambang Widjojanto, pernah pula menimpa saudara Chandra M. Hamzah dan Bibit Samad Riyanto. Keduanya adalah Komisioner KPK ketika kriminalisasi juga menjerat mereka, namun tak perlu waktu lama bagi saudara Chandra M. Hamzah dan Bibit Samad Riyanto kembali lagi memimpin KPK setelah deponeering demi kepentingan umum.

Bapak Presiden Joko Widodo, apakah upaya pemberantasan korupsi bukan termasuk kepentingan umum? Apakah anak dan cucu kami tidak berhak menikmati Indonesia yang bebas korupsi? Apakah kami tidak boleh bersedih ketika saudara kami diperlakukan deng an seenaknya ketika ditangkap, dan ketika tuduhan-tuduhan tak berdasar diarahkan kepadanya? Ibu Pertiwi pun patut bersedih, ketika salah satu putra terbaiknya diperlakukan dengan tidak adil, bahkan tanpa ada dukungan dari negara, yang seharusnya melindungi warganya, dan turut memperkuat upaya pemberantasan korupsi.

Apa yang terjadi kini, membuat kami khawatir dengan anak-anak kami. Jawaban apa yang harus kami berikan kepada mereka ketika mereka bertanya, mengapa orang baik justru dikriminalisasi di bumi pertiwi? Bagaimana jika suatu saat anak kami lebih ingin menjadi koruptor karena tahu mereka akan hidup enak, dibandingkan menjadi pejuang anti korupsi ketika yang berjuang melawan korupsi tidak dapat dilindungi?

Bapak Presiden Joko Widodo yang terhormat, kami harap Bapak selalu dalam keadaan sehat, sehingga tonggak tertinggi pemberantasan korupsi tetap bisa Bapak emban terus dengan amanah. Untuk itu Bapak Presiden Joko Widodo, izinkanlah kami meminta kepada Bapak untuk dapat mempertimbangkan penghentian perkara hukum atas nama saudara kami, Bambang Widjojanto. Karena dengan melakukan itu, Bapak Presiden akan memberikan harapan baru bukan saja bagi upaya pemberantasan korupsi, tapi juga bagi kami rakyat awam, untuk sekali lagi bisa percaya, bahwa Indonesia yang bebas korupsi, adalah mungkin.

Demi anak, demi cucu, dan demi Bangsa Indonesia kita.

Hormat Kami,

Perempuan Indonesia Antikorupsi


1.      Tri Mumpuni – Profesional - Jakarta

2.      Nur Amalia, SH, MDM - Pengacara Publik - Jakarta

3.      Anis Hidayah – Direktur Eksekutif Migran Care - Jakarta

4.      Sely Martini – Anggota Badan Pekerja ICW - Bandung

5.      Inggita Notosusanto – Ibu Rumah Tangga- Jakarta

6.      Aulia Wijiasih - WG ESD Indonesia - Jakarta

7.      Sita Aripurnami – Peneliti - Jakarta

8.      Judhi Kristantini – Konsultan - Tangerang

9.      Illian Deta Arta Sari – Mahasiswa - Melbourne

10.  Devi Suryani  A – Manager Program Pendidikan - Jakarta

11.  Meissy Sabardiah – Peneliti - Jakarta

12.  Titi Anggraini Mashudi – Direkrut Eksekutif Perludem – Tangerang Selatan

13.  Bunga Manggiasih – Pekerja Swasta - Jakarta

14.  Nida Zidny Paradhisa – Aktivis - Jakarta

15.  Shinto Nugroho – Government Relation - Jakarta

16.  Yeni Rosa Damayanti – Aktivis - Jakarta

17.  Nurul Almy Hafild – Aktivis - Jakarta

18.  Valentina Dwisasanti – Aktivis Lingkungan Hidup - Jakarta

19.  Arimbi Heroepoetri – Aktivis HAM - Jakarta

20.  Hana A. Satriyo – Aktivis Perempuan- Jakarta

21.  Erny Murniasih – Program Development - Jakarta

22.  Galuh Pangestu – Communication specialist - Jakarta

23.  Livia Iskandar – Social Entrepreneur - Jakarta

24.  Woro Supartinah – Aktivis Lingkungan - Riau

25.  Dwi Rahardiani – Konsultan - Jakarta

26.  Mariati Djamianto – Self Employed - Jakarta

27.  Donda Lucia Yuniar Hutagalung – Pengusaha - Jakarta

28.  Aryani Murcahyani – Arsitek - Bandung

29.  Marintan Sirait – Seniman - Bandung

30.  Dwi Retnastuti – Aktivis lingkungan - Bandung

31.  Dyah Widiastuti – Policy Planner - Jakarta

32.  Nong Darol Mahmada – Aktivis - Jakarta

33.  Mila Nuh – Konsultan - Tangerang

34.  Paramita Iswari – Aktivis - Jakarta

35.  Halimah Tusadiah – Aktivis - Jakarta

36.  Rahimah Abdulrahim – Direktur Eksekutif The Habibie Center - Jakarta

37.  Sulistiyani – Pengusaha - Jogjakarta

38.  Debra Yatim – Editor - Jakarta

39.  Anik Wusari – Aktivis - Jakarta

40.  Melly Setyawati – Peneliti - Jakarta

41.  Catharina Widyasrini – Pengusaha – Tangerang Selatan

42.  Mardiyah Chamim – Jurnalis - Jakarta

43.  Christine Susanna Tjhin – Peneliti - Jakarta

44.  Evie Permata Sari – Konselor- Tangerang

45.  Gita Putri Damayana – Mahasiswa - Seattle

46.  Indria Fernida Alphasonny – Program Coordinator - Jakarta

47.  Galuh Wandita – Aktivis - Denpasar

48.  Olga Lydia – Seniman - Jakarta                                    

49.  Indry Oktaviani – Aktivis - Jakarta

50.  Leony Aurora – Communication Manager - Jakarta

51.  Wasingatu Zakiyah – Direktur IDEA - Jogyakarta

52.  Gita Syahrani – Pengacara - Jakarta

53.  Natalia Warat – Aktivis - Jakarta

54.  Dayu Nirma Amurwati – Dosen - Tangerang

55.  Mangisi Irene M. Pangaribuan – Aktivis - Jakarta

56.  Yanti Nisro Corbett – Peneliti - Jakarta

57.  Komang Aryanti – Aktivis - Jakarta

58.  Taty Apriliyani – Aktivis - Tangerang

59.  Sita Supomo – Konsultan/Ibu Rumah Tangga - Jakarta

60.  Hening Purwati Parlan – Aktivis - Jakarta

61.  Nabiha Shahab – Aktivis Lingkungan - Jakarta

62.  Esti Utami – Aktivis - Jakarta

63.  Tini Hadad – Aktivis Perempuan - Jakarta

64.  Misiyah – Aktivis - Jakarta

65.  Indira Prabandhari – CEO Astana - Jakarta

66.  Lia Endiani – Media Specialist - Bandung

67.  Josi Khatarina – Peneliti - Jakarta

68.  Purwani Diyah Prabandari – Media Production - Jakarta

69.  Sari wardani – Aktivis - Jakarta

70.  Damairia Pakpahan – Aktivis Perempuan - Jogjakarta

71.  Ririn Sefani – Konsultan - Jakarta

72.  Etit Gartiah – Pegawai Swasta – Bandung

73.  Nisa Rizkiah – Content Writer – Bandung

74.  Merisa Dyba – Makeup Artist – Bandung

75.  Farah Sofa – PNS – Jakarta

76.  Lusi Herlina – Aktivis LSM – Jakarta

77.  Zul Haeroni – Profesional – Mataram NTB

78.  Endang Suyatin – karyawan swasta – Depok

79.  Katarina Floranza – Ibu Rumah Tangga – Kupang

80.  Carolina Martha – Legal Reformer – Jakarta

81.  Risniati Soewandyo – Karyawan Swasta – Tangerang Selatan

82.  Warniati – Karyawan Swasta – Mataram

83.  Sinta Savitri – Hakim – Mataram

84.  Maya D. Sukmantara – Pengusaha – Mataram

85.  Masnawati – Karyawan Swasta – Mataram

86.  Margareta Artanti – Mahasiswa – Canberra

87.  Utami Gozali – Pensiunan – Colchester

88.  Fira Mubayyinah – Dosen – Sidoarjo

89.  Rondang Delima – Buruh LSM – Tangerang Selatan

90.  Rike Setiawati – Personal Trainer – Bandung

91.  Susanti Ramba – Pengusaha – Bandung

92.  Nurul Widyaningrum – Mahasiswa – Albany, New York

93.  Karina Waksman – Ibu Rumah Tangga – Bandung

94.  Wahidah Suaib Wittoeng – Election Advisor – Jakarta

95.  Ramalis Sobandi – Arsitek – Bandung

96.  Fahriatul Amanda – Pekerja Sosial – Sumbawa Besar

97.  Amalia Ahmad – Produser TV – Jakarta

98.  Cut Marini Dara Cora – Dosen – Banda Aceh

99.  Myrna A. Safitry – Dosen – Depok

100.         Wahidah Rustam – Aktivis - Jakarta

101.         Permata Andhika Rahardja – Body Movement Specialist - Bandung

102.         Prayekti Murharjanti – Mahasiswa – Sydney

103.         Nurhastuty K. – Mahasiswa - Queensland

104.         Maria Anggraini – Seniman - Jakarta

105.         Gudrun Suharto – Etnolog – Jakarta

106.         Sri Hariani – Finance Manager – Bekasi

107.         Suli H. Murwani – Penulis – Jakarta

108.         Meita Darussalam – Ibu Rumah Tangga – Jakarta

109.         Ifa H. Misbach – Dosen – Bandung

110.         Srisetiowati Seiful – Praktisi Pengembangan Pendidikan – Tangerang

111.         Betti Alisjahbana – Konsultan Manajemen dan Kepemimpinan – Jakarta

112.         Amalia – Ibu Rumah Tangga – Bandung

113.         Susy Aisyah Nataliawati – Peneliti Kejepangan dan Perkotaan – Jakarta

114.         Diana Iskandar – Konsultan Teknik Lingkungan – Jakarta

115.         Sri Bimastuti Abimanju – Arsitek – Jakarta

116.         Afrianti Wulandari Tanti – Dosen – Tangerang Selatan

117.         Nur – Aktivis  LBH– Pangkal Pinang

118.         Septaria Elidalni Bangun – Aktivis Pemberdayaan Masyarakat – Bekasi

119.         Elvirina – Karyawati – Jakarta

120.         Lelyana Santosa-Advokat-Jakarta

121.         Anita Wahid- Aktivis- Jakarta

122.         Smita Notosusanto- profesional- Jakarta

123.         Grace Natalie – Profesional – Jakarta

124.         Siti Munawiroh - Guru-Jawa Timur

125.         Hernawati - Guru- Jawa Timur

126.         Ayu Rachmaningtyas – Aktivis – Jakarta

127.         Asri Tri Undari – Aktivis – Solo

128.         Bella Lizawana – Banker – Surabaya

129.         Inayatul Wahidyah – Psikolog – Jawa Timur

130.         Irene Silvia – Banker – Jakarta

131.         Dian Kartika Dewi – Karyawati – Surabaya

132.         Ratna Tyas – Karyawati – Jakarta

133.         Almas Ghalya Putri – Aktivis – Jakarta

134.         Rina Febrina Sari – Guru- Jakarta

135.         Almira Elyan – Karyawati – Jawa Timur

136.         Maynita Greceh Locok – Karyawati – Balikpapan

137.         Igsana Cyntia – Dokter – Jawa Timur

138.         Elita Barbara – Dokter – Jogjakarta

139.         Rosalian Anisakh – Guru –  Jawa Timur

140.         Cie Yusella – Aktivis – Depok

141.         Aisy Ilfiyah – Aktivis – Jakarta

142.         Desak Putu Sinta – Mahasiswa – Jakarta

143.         Dian Amelia – Ibu Rumah Tangga – Surabaya

144.         Esti Wilujeng – Ibu Rumah Tangga – Jawa Timur

145.         Bernasha Cassa – Pengusaha – Jawa Timur

146.         Memey Framesky – Dokter- Jawa Timur

147.         Elok Novia Puri – Dokter - Surabaya

148.         Hannum Wulan – Wiraswasta – Jakarta

149.         Jane Sandra – Aktivis – Jakarta

150.         Ruri Kusuma Wardhani – Ibu Rumah Tangga – Jawa Timur

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan