Suporter Laporkan PSSI ke KPK

Kongres tahunan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), 'ditandingi' dengan tuntutan suporter terhadap pembersihan institusi PSSI. Suporter sepakbola yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia, Jumat (21/01/11), melaporkan kekacauan pengelolaan tiket dalam pertandingan Piala AFF 2010 kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Jundan Hidayat, Kapten Aliansi Suporter Indonesia, menyebut, pengelolaan tiket dalam pertandingan Piala AFF 2010 sangat amburadul. Pihaknya mencatat, praktik-praktik percaloan tiket dilakukan secara masif. "Petugas tidak menyobek karcis, karena akan dijual lagi," ujar Jundan.

Modus lain, penonton dapat membayar langsung di pintu masuk, tanpa tiket. Akibatnya, kapasitas stadion overload, dihuni lebih dari 110.000 orang. "Stadion tidak lagi aman dan nyaman," ujarnya.

Selain melaporkan ketidakprofesionalan pengelolaan tiket, aliansi suporter melaporkan dugaan penyalahgunaan dana APBD yang disalurkan secara langsung ke klub-klub sepakbola. Patabo Panggaribuan mengatakan, dana APBD yang seharusnya digunakan untuk pengembangan sepakbola justru banyak diboroskan untuk kepentingan klub. "Kami punya data (terkait penyalahgunaan dana). Nanti kita share," ujar Patabo.

Kepada Plt Direktur Pengaduan Masyarakat KPK, Yuli Kristiyono, aliansi juga menyampaikan petisi berisi delapan tuntutan untuk mereformasi PSSI. Delapan butir petisi itu adalah; menuntut restrukturisasi PSSI, kader partai tidak boleh duduk di pucuk pimpinan PSSI ataupun PSSI daerah, menuntut pengelola PSSI dari kalangan independen, pelarangan dana APBD masuk langsung ke klub sepakbola, meminta audit kelembagaan PSSI, menuntut PSSI memberi ijin kepada setiap usaha kompetisi profesional, menolak calon ketua PSSI yang tersangkut kasus hukum, dan menuntut fasilitas keamanan dan kenyamanan suporter.

Menerima laporan suporter, Yuli mengatakan KPK sudah mulai bergerak menangani dugaan gratifikasi tiket Piala AFF. Adapun mengenai penyimpangan pengelolaan dana APBD yang masuk ke klub, KPK masih mengumpulkan data dan informasi tambahan. "Kalau memang suporter memiliki data awal indikasi dugaan korupsi, tolong diinformasikan. Selama masih dalam koridor KPK, pasti akan kami tindaklanjuti," pungkas Yuli. Farodlilah

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan