Subsidi Busway Berbeda

Subsidi sebenarnya Rp 500.

Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sayogo Hendrosubroto mengatakan subsidi tiket busway bukan Rp 150 per penumpang, seperti yang diungkapkan Gubernur Sutiyoso. Subsidi Rp 150 itu bohong, subsidi sebenarnya Rp 500, ujarnya.

Menurut Sayogo, subsidi Rp 500 dihitung dari data jumlah penumpang yang dilaporkan Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, yakni 24.948.268 orang selama Januari-Agustus. Dengan anggaran Rp 100 miliar, setiap penumpang harus membayar Rp 4.000. Saat ini penumpang hanya dipungut biaya Rp 3.500, artinya Rp 500 dibayar dengan subsidi, ujarnya.

Sayogo menambahkan, berdasarkan laporan keuangan dari BLU Transjakarta, realisasi anggaran sampai Agustus Rp 100.501.574.580. Jadi setiap bulan dibutuhkan anggaran Rp 12,5 miliar.

Kini, kurang empat bulan (September-Desember), hanya butuh biaya sekitar 50 miliar, ujarnya. Dana itu diambil dari sisa anggaran Rp 129.498.425.420, dan masih ada sisa anggaran sekitar Rp 79 miliar. Jadi, kalau saya potong Rp 80 miliar, bisa dong, ucap Sayogo.

Dengan kalkulasi seperti itu, Sayogo meminta Gubernur tidak emosi menanggapi kebijakan DPRD yang bakal memotong dana operasional busway. Ini tidak ada hubungannya dengan tarif naik karena sudah memperhitungkan nilai subsidi, katanya.

Manajer Sarana dan Prasarana BLU Transjakarta Taufik Adiwiyanto menyatakan BLU Transjakarta hanya mampu melakukan penghematan Rp 12,9 miliar, bukan Rp 80 miliar, seperti rencana pemotongan oleh DPRD.

Bisa kami kurangi anggaran lain, antara lain feeder dan belanja modal, ujar Taufik seusai rapat dengan Komisi D di DPRD kemarin. Tapi pengeluaran yang sudah terikat kontrak dengan operator tidak bisa dikurangi, katanya.

Menurut Sayogo, jika BLU meminta dana busway dikurangi Rp 12,9 miliar, subsidi yang bisa diberikan Rp 2.300 per penumpang. Namun, DPRD belum memutuskan berapa pemangkasan yang akan dilakukan untuk busway koridor I, II, dan III. Kami masih akan merumuskannya, kata Sayogo.

Dana operasional busway pada 2006 Rp 230 miliar. Namun, sampai Agustus penerimaan yang diperoleh baru Rp 84.199.793.000. Dia menduga ada kebocoran dana operasional busway. Karena itu, Dewan akan melaporkan kasus itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebab, ada perbedaan yang mencolok antara pengeluaran dan pendapatan (lihat tabel). INDRIANI DYAH

Sumber: Koran Tempo, 28 September 2006

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan