Sri Mulyani Minta Pimpinan Jangan Korbankan Anak Buah yang Bekerja dengan Baik

Minta Pimpinan Tidak Korbankan Anak Buah saat Pamit di Kemenku

Setelah rencana mundur dari kursi menteri keuangan (Menkeu) mendapat restu dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Sri Mulyani Indrawati kemarin mulai menyampaikan pesan-pesan perpisahan dengan anak buahnya di jajaran Kementerian Keuangan. Dalam pidatonya di acara peresmian Layanan Unggulan Kantor Perbendaharaan Negara di Jakarta kemarin, Sri Mulyani menyelipkan beragam pesan.

Salah satu pesannya kepada para pimpinan adalah jangan pernah mengorbankan anak buah yang sudah bekerja dengan baik. Tentu saja, pesan itu memiliki makna tersendiri di tengah kritik beberapa pihak yang menganggap Presiden SBY gagal melindungi Sri Mulyani dari tekanan politis akibat kasus Bank Century.

''Jangan memberikan suasana kepada anak buah bahwa mereka yang sudah bekerja dengan baik menjadi kecil hati karena takut intimidasi, dikorbankan, atau ditekan oleh pihak lain,'' ujarnya serius.

Dalam beberapa kesempatan, Sri Mulyani memang mengungkapkan keheranannya mengapa dirinya yang dinilai banyak pihak sudah bekerja dengan baik dan berhasil membawa Indonesia melalui guncangan akibat krisis global pada 2008 justru dinilai sebagai pihak yang bersalah gara-gara kasus Bank Century.

Sri Mulyani menambahkan, seluruh aparat di Kementerian Keuangan jangan takut menjadi terdakwa jika memang sudah menjalankan tugas sesuai dengan undang-undang. ''Jadi, seluruh jajaran Kementerian Keuangan tidak seharusnya merasa khawatir nanti dikriminalkan,'' katanya.

Menurut dia, tugas menteri keuangan yang terkait keuangan negara memang harus selalu dijalankan sesuai dengan aturan. ''Sebab, saya tahu, urusan duit dekat dengan fitnah. Saya sudah pengalaman,'' ucapnya merujuk kasus bailout Bank Century Rp 6,7 triliun yang menyeret namanya.

''Jika jajaran Kementerian Keuangan sudah bekerja dengan integritas baik, mengikuti SOP (standard operating procedure, Red), dia harus dilindungi karena dia adalah aset negara,'' imbuhnya.

Sri Mulyani juga berpesan, sepeninggal dirinya, proses reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan harus terus dijalankan. ''Siapa pun pimpinan di Kemenkeu, reformasi sudah menjadi arwah, aura, dan jiwa Kemenkeu, sudah menjadi bagian dari jiwa kita,'' tuturnya.

Seperti yang diinformasikan sebelumnya, Sri Mulyani memilih mundur dari Menkeu karena ditunjuk menjadi penasihat Presiden Bank Dunia Robert Zoellick. Sri Mulyani merupakan salah seorang di antara tiga direktur pelaksana, jabatan tertinggi di bawah Zoellick. Dia dianggap akan membawa keterampilan dan pengalaman yang unik bagi Bank Dunia.

Secara terpisah, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha membantah mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani yang akan bertugas di Bank Dunia sebagai kekalahan istana. ''Kami tak melihat seperti itu, bukan kalah memang. Yang pasti, penunjukan Sri Mulyani sebagai managing director di World Bank  itu membanggakan dan patut diapresiasi,'' kata Julian di kompleks Istana Negara kemarin.

Presiden SBY, tambah dia, juga menyatakan bangga. SBY menyetujui Sri Mulyani mundur dari menteri keuangan. ''Namun, apakah ini dianggap sebagai kekalahan politik atau sifatnya spekulasi politik, saya kira tak sejauh ini,'' kata Julian.

Bank Dunia, jelas dia, punya kriteria yang pasti untuk menentukan syarat posisi sepenting managing director yang akan dijabat Sri Mulyani. ''(Posisi) ini kan penting dalam organisasi tersebut. Jadi, kita tahu ketika Sri Mulyani dipilih berdasar kinerja dan performa beliau. Paling tidak bagi World Bank, Sri Mulyani dianggap tepat,'' tuturnya.

Untuk pengganti Sri Mulyani di posisi menteri keuangan, Julian mengatakan belum mengetahui apakah akan dilakukan proses fit and propert test atau uji kelayakan. ''Namun, seperti kelaziman biasanya, akan ada seleksi. Presiden akan memperhatikan banyak hal secara hati-hati untuk posisi yang sangat penting ini,'' ujarnya.

Yang jelas, pertimbangan utama presiden adalah memastikan sosok pengganti Sri Mulyani mampu menjaga stabilitas dan kontinuitas yang selama ini berjalan. ''Yang penting profesionalitas, integritas dari yang bersangkutan,'' lanjut Julian.

Ada nama-nama yang sudah masuk? ''Saya tak bisa me-list, lebih dari satu orang,'' katanya.

Julian menambahkan, Sri Mulyani akan menjabat di Bank Dunia per 1 Juni 2010. Bila tanggal itu belum ada yang ditunjuk oleh presiden, mungkin pos menteri keuangan akan diambil alih, akan dilaksanakan di bawah koordinasi Menko Perekonomian. ''Pos untuk Menkeu tak akan kosong.''

Sementara itu, Komisi Pembe­rantasan Korupsi (KPK) tidak akan mencekal menteri keuangan itu.

''Menurut saya tidak perlu mencekal Sri Mulyani. Kepergiannya jelas, alamatnya juga jelas, di Bank Dunia. Masih di dunia,'' ujar Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Bibit Samad Riyanto dalam diskusi dengan empat pimpinan KPK di auditorium gedung KPK kemarin (6/5).

Pernyataan serupa diungkapkan Bibit dalam rapat dengan tim pengawas Century di DPR, Rabu lalu (5/5). Dia menambahkan, Sri Mulyani masih merupakan warga negara Indonesia. ''Selain itu, Bu Sri Mulyani mendapat jabatan yang terhormat di sana (Bank Dunia). Mengapa harus dicekal?'' ujarnya.

Ketika ditanya adanya kemung­kinan unsur kebal hukum terkait Sri Mulyani yang dilengkapi paspor diplomatis, Bibit membantah tegas hal tersebut. Dia menuturkan, KPK tidak bermasalah de­ngan adanya paspor tersebut. Jika masih diperlukan, lanjut Bibit, pihaknya akan kembali memeriksa Sri Mulyani di Washington DC (kantor Sri Mulyani). (owi/sof/ken/c5/c4/kum/iro)
Sumber: Jawa Pos, 7 Mei 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan