SMK 25 Menolak Lupa pada Koruptor

1

Gayus Halomoan Tambunan, barangkali menjadi koruptor paling populer di Indonesia saat ini, setidaknya bagi para siswa SMK 25 Jakarta. Ketika wajah Gayus tidak nampak dalam daftar terpidana kasus korupsi yang dibuat ICW, sejumlah siswa ribut mempertanyakan dimana keberadaannya.

Selain Gayus, nama koruptor yang dihafal para siswa adalah M Nazarudin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang kini terlibat dalam kasus korupsi proyek pembangunan Wisma Atlet Jakabaring, Palembang. Selain Gayus dan Nazar, sejumlah siswa menunjuk beberapa nama lain yang sempat menjadi headline pemberitaan media. Miranda Goeltom, Urip Tri Gunawan, Anggodo Widjojo, Artalyta Suryani, Aulia Pohan dan Al Amin Nasution, adalah beberapa nama yang cukup akrab di telinga, meski mereka tak tahu persis kasus yang menjerat para koruptor tersebut. "Aulia Pohan besan Presiden, kalau Al Amin kan suaminya penyanyi Kristina," tukas Inda Yuniawati, siswa kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran SMK 25 Jakarta.

"Gayus dan Nazarudin tidak masuk daftar karena posisinya belum sebagai terpidana," jelas Koordinator Divisi Kampanye Publik dan Penggalangan Dana Indonesia Corruption Watch (ICW), Illian Deta Arta Sari, saat ditemui di aula SMK 25. Sekolah tersebut menjadi tempat pertama yang disinggahi ICW bekerjasama dengan KPK dan Simponi 10 dalam acara roadshow antikorupsi putaran kedua, Selasa (28/9/2011). Dalam gelaran roadshow tersebut, ICW menampilkan banner yang menampilkan daftar koruptor berikut foto dan jabatannya. Selain itu, disediakan pula papan untuk menampung aspirasi para siswa terhadap gerakan antikorupsi.

Selain mengkampanyekan gerakan "menolak lupa terhadap para koruptor", ICW juga memperkenalkan pendidikan antikorupsi kepada para siswa. Para siswa tingkat SMA dan SMK dinilai sangat strategis untuk dididik sebagai agen antikorupsi karena mereka akan segera masuk ke dunia kerja dan menjadi pemilih pemula dalam Pemilu maupun Pemilukada.

Dalam sambutannya, Wakil Kepala Sekolah SMK 25 Jakarta Imam Sugiono menekankan pentingnya peran para siswa dalam gerakan antikorupsi. Menjelang Pemilukada di Jakarta pada 2012 dan Pemilu 2014, Imam berpesan agar anak didiknya tidak memilih koruptor sebagai pimpinan. "Jangan coblos koruptor. Jangan pilih partai korup," ujarnya di hadapan sekitar 500 siswa.

Sementara itu, Dotty Rahmatiasih, Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, dalam orasinya lebih menekankan pada pengenalan fungsi KPK dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Dengan memperkenalkan KPK kepada anak muda, diharapkan komisi superbodi itu akan lebih mendapat dukungan dari masyarakat. Dotty juga mengajak para siswa untuk menghindari praktik korupsi dimulai dari lingkungan terkecil, yakni diri sendiri dan keluarga.

Gelaran roadshow selama dua jam di sekolah, selain diisi kampanye antikorupsi, juga dimeriahkan dengan pentas musik akustik oleh Rendy Ahmad, musisi yang juga pemeran Arai dalam film Sang Pemimpi. Tak kalah menyedot perhatian, aksi atraktif duet Aim dan Angga yang tergabung dalam IndoBeatBox yang menyajikan musik rap dan beatbox yang adezigjedugjedug....

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan