Skandal Suap Pejabat Energi, KPK Turun Tangan

"Kami menunggu bahan-bahan hasil proses hukum di sana."

Komisi Pemberantasan Korupsi turun tangan menelusuri dugaan suap bekas pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta PT Pertamina (Persero) dari produsen timbal asal Inggris.

"Saat ini kami sedang mengumpulkan bahan keterangan (soal kasus itu)," ujar Kepala Pelaksana Harian KPK Haryono Umar kepada Tempo kemarin.

Komisi, kata dia, belum menetapkan dugaan kasus tersebut ke tingkat penyelidikan. Sebab, Komisi masih mengamati proses hukum kasus suap itu, yang sedang berlangsung di Inggris. "Kami menunggu bahan-bahan hasil proses hukum di sana," kata Haryono.

Pengadilan tata usaha Inggris, Southwark Crown, pada 18 Maret 2010 memutuskan Innospec Ltd terbukti bersalah menyuap pejabat Departemen Energi dan Pertamina guna mempertahankan penggunaan timbal dalam produksi bahan bakar minyak di Indonesia. Innospec dijatuhi sanksi denda US$ 12,1 juta (Rp 109 miliar).

Hakim Justice Thomas, seperti yang dikutip BBC, secara khusus menyatakan bekas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Rachmat Sudibyo menerima suap lebih dari US$ 1 juta (sekitar Rp 9 miliar) dari Innospec melalui agennya di Indonesia, PT Soegih Interjaya.

Sejumlah pejabat lain juga disebutkan menerima aliran dana suap. Andrew Mitchell Q.C. dari Badan Antikorupsi Inggris (Serious Fraud Office), kepada The Guardian, menyatakan Innospec telah menggelontorkan US$ 17 juta (Rp 153 miliar) untuk pejabat di Indonesia selama 1999-2006. GUSTIDHA BUDHIARTIE | SORTA TOBING | BOBBY CHANDRA | SETRI

Dari Inggris Menyeret Pejabat

Putusan pengadilan tata usaha Inggris, Southwark Crown, baru-baru ini tak hanya membuat perusahaan Innospec gerah. Sejumlah bekas pejabat Pertamina serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun kebakaran jenggot. Soalnya, dalam sidang itu terungkap aliran suap dari Innospec.

Innospec Limited merupakan perusahaan manufaktur zat aditif bahan bakar terbesar di dunia yang berpusat di Cheshire, Inggris. Perusahaan ini menghasilkan produk tetraethyl lead atau timbal pada awal 2000. Dengan menggandeng PT Soegih Interjaya, Innospec menjadikan Indonesia sebagai salah satu konsumen terbesar.

Perjalanan Kasus
Oktober 2007
# Investigasi suap dilakukan Serious Fraud Office setelah ada laporan pelanggaran oleh Innospec.

23 Mei 2008
Kasus ini secara resmi diterima oleh Serious Fraud Office bersama Departemen Hukum Amerika Serikat.

18 Maret 2010
Keputusan pengadilan tata usaha Inggris, Southwark Crown, memuat pengakuan Innospec telah menyuap pejabat pemerintah dan Pertamina.

Jejak Pelanggaran

  1. Bos PT Soegih Interjaya, Willy Sebastian, dan asistennya, Mohamed Syakir, kerap disebut dalam salinan keputusan sebagai orang yang melakukan negosiasi dengan pejabat pemerintah dan Pertamina. Dari 14 Februari 2002 dan 31 Desember 2006, Innospec memberikan dana US$ 11,7 juta kepada agennya.
  2. Innospec juga membuat alokasi dana ad hoc dengan salah satu alokasi bernama Rachmat Sudibjo Fund. Dana itu diduga untuk menyuap Rachmat, yang menjabat Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi dari 2000 hingga ia dipindahtugaskan menjadi Kepala BP Migas pada Agustus 2002.
  3. KPMG menemukan dua pengeluaran besar pada 2001 (US$ 265 ribu) dan 8 Januari 2002 (US$ 295.150) dengan keterangan dana tersebut dipakai untuk membiayai perjalanan dinas pegawai Pertamina dan Lemigas ke luar negeri dalam rangka promosi produk timbal.
  4. Innospec pada 2004 mulai menunjuk target penyuapan berikutnya, yaitu Direktur Pengolahan Pertamina Suroso Atmo Martoyo. Innospec ketika itu khawatir perusahaan asal Cina dan Amerika akan menggantikan mereka.
  5. Suroso diduga pernah meminta fee US$ 500 per metrik ton kepada Willy atas penjualan 450 metrik ton timbal Innospec dengan harga US$ 11 ribu per metrik ton pada akhir 2004. Akhirnya, uang sebesar US$ 300 ribu diterima oleh Suroso pada Februari 2005.
  6. Suroso dan Mustiko Saleh (Wakil Direktur Utama Pertamina) diduga pernah mendapat fasilitas perjalanan ke Inggris bersama keluarga masing-masing. Semua pengeluaran, seperti hotel, belanja, dan bermain golf, dibiayai oleh Innospec dan komisi Soegih Interjaya.
  7. Direktur Utama Pertamina Widya Purnama dikatakan memiliki hubungan dekat dengan Willy. Mantan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Iin Arifin Takhyan dan Direktur Pembinaan Usaha Hilir Ery Sudarmo, juga tertulis dalam laporan tersebut, pernah menerima suap dari Willy.

SORTA TOBING
sumber: Salinan Keputusan Pengadilan Soutwark Crown
 

Sumber: Koran Tempo, 29 Maret 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan