Setelah Haji Jangan Korupsi

Banyak orang berhaji hanya menjalankan ibadah formalnya. Seharusnya, berhaji dengan ibadah formal saja tidak cukup, sekalipun hal itu juga penting. Mereka harus pula memahami dan menjalankan maknanya, sehingga hidupnya menjadi sempurna.

Demikian Prof Dr Amin Syukur, guru besar IAIN Walisongo Semarang dalam pesannya kepada 27 calon haji Pengajian Ahad Pagi Bersama (PAPB) Palebon, Kecamatan Pedurungan, kemarin.

Menurut Prof Amin, berhaji secara formal hanya terpaku pada sah atau tidaknya ibadah. Padahal, ritual ibadah hanya simbolisasi dari tujuan yang harus dicapai. Shalat jamaah di Masjid Makah dan Madinah diberi pahala berlipat ribuan, maksudnya untuk memotivasi agar orang rajin shalat berjamaah, baik sewaktu masih di Tanah Suci atau setelah kembali ke tanah air.

''Pendek kata, perilaku umat setelah pulang dari haji harus benar-benar sesuai dengan tujuan ibadah, yakni membuat mereka berakhlak mulia. Bukannya setelah pulang, orang tetap saja korupsi. Suka bertikai dengan orang lain, tak bisa hidup rukun dengan tetangga, dan lain-lain.''

Di tempat terpisah, Drs Fatah Dahlan saat melepas 23 calon haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Ummul Qura menyatakan, fasilitas haji di Tanah Suci kini sangat bagus, termasuk di Padang Arafah. Kebutuhan air di tempat wukuf tersebut sekarang berlimpah dengan bangunan modern. ''Karena itu, para calon haji tak perlu mengkhawatirkan masalah fasilitas di Tanah Suci. Yang penting, terus memperbarui niat supaya hajinya bisa diterima Allah. Niatnya benar-benar hanya ikhlas untuk Allah, bukan yang lain.'' (C2-91s)

Sumber: Suara Merdeka, 27 Desember 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan