Sepak Bola; IOC Akan Selidiki Korupsi

Kabar korupsi menyeruak, Selasa (30/11), hanya dua hari menjelang pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 tanggal 2 Desember 2011. Para petinggi Komite Olimpiade Internasional bertekad menyelidiki tiga pengurus FIFA yang diduga terlibat penyuapan.

Dalam pernyataannya FIFA menyebutkan, penyelidikan sudah selesai dan kasus ditutup. Namun, juru bicara IOC berujar, hasil penyelidikan IOC selanjutnya akan dikonfrontasikan dengan hasil penyelidikan FIFA.

Kasak-kusuk soal korupsi menyeruak setelah BBC Panorama melaporkan dugaan korupsi dengan menyebut tiga nama pengurus. Tiga nama itu meliputi Ricardo Teixeira dari Brasil; Issa Hayatou, Ketua Sepak Bola Afrika; dan Nicolas Leoz dari Amerika Selatan. Hayatou juga menjadi anggota IOC yang mengurusi kompetisi olimpiade.

”IOC mencatat dugaan yang dilaporkan BBC Panorama dan akan menanyai pembuat program ini. Jika ada bukti korupsi sebaiknya ditangani yang berwenang,” ujar IOC dalam pernyataannya. Disebutkan lagi, IOC tidak menolerir korupsi apa pun juga. Jika terbukti, ia akan dibawa ke Komisi Etik IOC.

Laporan BBC Panorama, Senin malam, menyebutkan, tiga pengurus di Komite Eksekutif FIFA menerima uang pelicin untuk memberikan suaranya pada negara tertentu saat voting tuan rumah PD 2018 dan 2022. Bahkan, muncul nama lain, Jack Warner, juga anggota FIFA dari Trinidad, yang diduga berusaha menjual tiket PD ke pasar gelap.

Saat ini, sejumlah pemimpin negara bertolak ke Zurich. Ada sembilan negara yang akan berebut suara untuk menjadi tuan rumah PD 2018 dan 2022. Rusia diunggulkan, tetapi berhadapan dengan kandidat kuat, Spanyol-Portugal yang diduga terlibat kolusi. Rusia juga bersaing dengan Qatar, yang menginginkan tahun 2022. Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko berujar, ia menolak kolusi dalam bentuk apa pun. Keputusan akhir ditentukan oleh 22 anggota Komite Eksekutif FIFA. (AFP/IVV)
Sumber: Kompas, 1 Desember 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan