Seleksi Komisi Yudisial; Dicari, Penjaga Kehormatan Hakim

Dua hari ini, Rabu dan Kamis (1-2/12), akan menjadi hari yang penting bagi agenda reformasi peradilan masa depan. Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat akan menguji 14 calon unsur pimpinan Komisi Yudisial dan kemudian memilih tujuh di antaranya. KY adalah satu-satunya lembaga yang diamanatkan konstitusi untuk mengawasi perilaku, menjaga kehormatan, dan menegakkan kode etik hakim.

Tak cuma mengawasi perilaku, KY juga memasok penghuni gedung Mahkamah Agung (MA) di Jalan Merdeka Utara, Jakarta. KY menyeleksi calon hakim agung, bahkan kini oleh Undang-Undang MA terbaru (UU Nomor 3 Tahun 2009) kewenangan KY bertambah, turut serta dalam seleksi calon hakim.

Bicara soal pembenahan pengadilan, kiranya lembaga ini cukup signifikan karena menentukan profil orang-orang yang akan duduk sebagai hakim, baik di tingkat pertama maupun tingkat paling akhir.

Tak sepi godaan
Ketua KY Busyro Muqoddas mengakui proses-proses tersebut tak sepi dari godaan. Dari lima kali seleksi calon hakim agung yang pernah dilakukan KY, Busyro mengaku pernah coba disuap oleh salah satu calon.

”Ia memerintahkan seorang hakim karier untuk menghubungi saya dan menanyakan saya punya kebutuhan apa,” kata Busyro yang mengaku hanya sekali coba dihubungi.

Terkait hal tersebut, Busyro mengingatkan pentingnya integritas kepemimpinan. ”Sangat mungkin sekali calon anggota KY periode kedua ini dihadapkan pada godaan materiil,” katanya.

Oleh karena itu, Busyro meminta agar Komisi III DPR memerhatikan rekam jejak para calon. Anggota Komisi III sebaiknya membedah dan menggali hal itu. Apalagi pada 2011 banyak hakim agung, termasuk pimpinan (Ketua MA Harifin A Tumpa dan Ketua Muda Pidana Khusus MA Djoko Sarwoko), memasuki masa pensiun.

Secara terpisah, Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho berharap agar proses seleksi hari ini bukan sandiwara. Ia khawatir, DPR sebenarnya sudah menentukan para calon jauh hari sebelum uji kelayakan dilakukan. ”Karena sudah ada indikasi seperti itu, masa depan KY terancam,” ujarnya

Kita berharap masih ada nurani di Senayan dua hari ini. (ANA)
Sumber: Kompas, 1 Desember 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan