SBY : Tangkap Buron Lain

Simpan Uang di Singapura Rp 783 Triliun : Nunun Nurbaeti Paling Dicari

Setelah Muhammad Nazaruddin berhasil ditangkap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Kapolri untuk mencari buronan lain yang selama ini bersembunyi di luar negeri.

SBY juga menekankan agar keamanan Nazaruddin dijamin, karena ada pihak-pihak yang tidak nyaman dengan kembalinya yang bersangkutan untuk menghadapi pemeriksaan KPK.

“Satu hal ternyata kita bisa mencari dan menemukan buron. Saya instruksikan untuk mencari dan menemukan buron-buron lain yang seolah- olah tidak bisa ditemukan,” ujar SBY dalam pengantarnya saat membuka sidang paripurna kabinet di Kantor Presiden, Kamis (11/8) pagi.

Presiden menegaskan, penangkapan buronan yang masih berkeliaran diperlukan untuk keadilan dan tegaknya hukum Indonesia. Dalam hal ini, dia minta kepolisian berkoordinasi dengan pejabat terkait untuk melakukan pencarian di mana mereka bersembuyi.

Terkait dengan Nazaruddin, SBY berpendapat tersangka harus diadili dengan segera melalui pengadilan formal dan resmi sehingga penghukuman bukan melalui cara-cara lain yang disebutnya dengan pengadilan lainnya.

“Hukumlah yang berbicara. Pengadilan yang sejatilah yang akan memutuskan,” tandasnya.

Berkenaan dengan pemulangan Nazaruddin dari Kolombia, presiden mengingatkan agar kepolisian menjaga keselamatan dan keamanan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu. Sebab, menurut presiden, banyak orang yang berpotensi menghabisinya karena merasa terancam dan tidak nyaman dengan tertangkapnya Nazaruddin.

“Ada pihak-pihak yang tidak nyaman dengan kedatangan yang bersangkutan,” tandas SBY

Ia juga berpesan agar proses hukum untuk Nazar dijalankan secara transparan dan akuntabel.

Hingga saat ini, puluhan koruptor yang dinyatakan buron masih hidup nyaman di negeri tetangga, terutama Singapura. Mereka tampaknya sengaja mencari negara yang mudah memberikan surat izin menetap.

Di antara para buronan kakap yang masih bebas berleha-leha itu  adalah Nunun Nurbaeti, istri mantan Wakil Kepala Polri Jenderal (Purn) Adang Daradjatun.

Nunun telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia Miranda S Goeltom oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Februari lalu, namun hingga kini keberadaannya tidak diketahui. Awalnya dia lari ke Singapura dengan alasan berobat atas penyakit lupa berat (amnesia) yang dideritanya. Hingga kini, Nunun tak pernah kembali ke Indonesia. Dia diduga bersembunyi di Singapura atau Thailand.

Buron lain adalah Samadikun Hartono, pemilik Bank Modern yang mengemplang dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Rp 2,6 triliun. Samadikun divonis 4 tahun penjara, namun tak pernah menjalaninya karena keburu melarikan diri.

David Nusa Wijaya, Bambang Sutrisno, dan Adrian Kiki Ariawan juga menjadi buron dalam kasus korupsi dana BLBI. Trio itu terbukti mengemplang dana BLBI untuk Bank Surya sebesar Rp 1,9 triliun.

Buron lainnya adalah Agus Anwar, pemilik Bank Pelita-Istimarat, yang melarikan dana BLBI sebesar Rp 1,9 triliun.

Meski di Indonesia dinyatakan buron, Agus Anwar malah membeli saham Keppel Telecommunication dan Singapore Petroleum Company di bursa Singapura. Dia membelanjakan dana tidak kurang dari Rp 1,5 triliun.

Anggoro Widjojo, tersangka kasus korupsi dana Sistem Komunikasi Radio Terpadu di Departemen Kehutanan, juga menjadi buron. Dia kini menetap dan hidup nyaman di Singapura.

Banyaknya koruptor yang bersembunyi di Singapura itu menjadikan negara tersebut memetik keuntungan besar. Sebuah lembaga survei, Merrill Lynch-Capgemini, menyebutkan bahwa sepertiga orang superkaya di Singapura adalah warga Indonesia.

Dari 55 ribu orang sangat kaya di negeri itu, yang memiliki total kekayaan sekitar 260 miliar dolar AS, 18 ribu di antaranya merupakan orang Indonesia. Total dana orang Indonesia yang diparkir di Singapura mencapai sekitar 87 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 783 triliun.

Setelah berhasil menangkap tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlit SEA Games di Palembang, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan pencarian terhadap buronan lainnya yakni Nunun Nurbaeti dan Anggoro Widjojo sama-sama menjadi prioritas.

Paling Dicari
Terpisah, juru bicara KPK, Johan Budi, mengatakan, pencarian terhadap buronan lembaga antikorupsi tidak hanya digencarkan pada satu tersangka saja, semua menjadi “paling dicari”. “Nunun Nurbaeti dan Anggoro Widjojo kita cari,” katanya.

Namun hingga saat ini, menurutnya, KPK belum memiliki informasi terkait lokasi tersangka kasus dugaan suap pemilihan Miranda Goeltom selaku Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004, Nunun Nurbaeti.

Meski demikian, lembaga antikorupsi ini tetap melakukan penyidikan dengan memeriksa beberapa saksi yang terkait dengan kasus tersebut, termasuk melakukan pemeriksaan terhadap Sekjen DPR RI Nining Indra Saleh.

Demikian pula dengan tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan, Anggoro Widjojo, pun belum diketahui lokasi persembunyiannya hingga kini.

Nunun telah didaftarkan sebagai “orang yang dicari” ke Interpol, sehingga kepolisian di 188 negara juga ikut mencari. Nunun dikabarkan sempat berada di Singapura, Thailand, dan Kamboja. (A20,ant-43)
Sumber: Suara Merdeka, 12 Agustus 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan