SBY: Politik Uang Rusak Demokrasi

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan bahwa politik uang merupakan tantangan terbesar dalam perkembangan demokrasi di tanah air. Saat ini, kata SBY, Indonesia dihadapkan pada situasi bagaimana mengurangi dan menghilangkan politik uang.

''Saya katakan kepada Anda, salah satu tantangan perkembangan demokrasi kami adalah bagaimana mengurangi dan menghilangkan politik uang,'' kata SBY saat menjadi pembicara kunci dalam sidang ke-6 World Movement for Democracy di Hotel Shangri-La, Jakarta, kemarin (12/4).

SBY mengungkapkan, politik uang telah merusak demokrasi serta membuat para pemimpin yang terpilih mengabdi kepada penyedia uang. Hal itu bisa menghasilkan demokrasi buatan yang membayang-bayangi kehidupan politik. Menurut presiden, hal tersebut mengkhianati kepercayaan publik sekaligus menghancurkan demokrasi yang ideal dan konsisten.

Demokrasi yang baik, ungkap SBY, juga ditunjukkan dengan fokus pada sistem, bukan pada perseorangan. ''Salah satu alasan demokrasi kami telah bekerja dan belajar dari pelajaran sulit di masa lalu adalah membangun masa depan yang fokus pada institusi dan aturan, bukan perseorangan,'' kata presiden.

SBY menambahkan, pengambilan keputusan dalam demokrasi harus dilakukan dengan transparan dan akuntabel. Indonesia juga telah membuktikan bahwa demokrasi dan pertumbuhan ekonomi bisa berjalan beriringan. ''Indonesia berhasil menjadi negara yang mengalami pertumbuhan positif kala krisis ekonomi berlangsung,'' tuturnya.

World Movement for Democracy diadakan setiap dua tahun serta diikuti 625 peserta dari 110 negara. Pertemuan di Jakarta yang berlangsung pada 11-14 April itu akan fokus pada gerakan dunia dalam membela masyarakat sipil dan program tinjauan bantuan demokrasi. (sof/c7/dwi)
Sumber: Jawa Pos, 13 April 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan