SBY Minta Pengurus Demokrat Jemput Nazaruddin
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta pengurus Demokrat membentuk tim untuk menjemput M. Nazaruddin. Permintaan ini disampaikan Yudhoyono kepada Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dalam pertemuan di Cikeas, Sabtu malam lalu.
"Pak SBY meminta DPP proaktif dalam upaya membujuk Nazaruddin kembali ke Indonesia secara sukarela. Kalau perlu dibuat tim khusus untuk jemput dia," ujar Kastorius Sinaga, seorang pengurus Demokrat, kemarin.
Nazaruddin pergi ke Singapura pada Senin malam pekan lalu, sehari sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi meminta Imigrasi mencekalnya. Mantan Bendahara Partai Demokrat itu diduga terkait kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI Palembang.
Kastorius mengatakan, dalam pertemuan mendadak selama satu setengah jam pada Sabtu malam lalu itu, Yudhoyono sempat menanyakan kepada Anas soal keberadaan Nazaruddin. Setelah memastikan Nazaruddin benar-benar berada di Singapura, Kastorius melanjutkan, SBY mengatakan kepada Anas untuk segera memulangkan Nazaruddin.
Yudhoyono menegaskan, jika nanti tim tersebut tak juga berhasil membujuk Nazaruddin, Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum untuk memulangkannya. "Bisa meminta bantuan Interpol, bisa dengan kerja sama bilateral."
Menurut Patra M. Zen dari Departemen Pemberantasan Korupsi DPP Partai Demokrat, partainya sebenarnya tidak bertanggung jawab terhadap pemulangan Nazaruddin. "Tidak ada pasal dalam KUHAP yang menyatakan bahwa institusi itu harus bertanggung jawab," ujarnya.
Adapun Sekretaris Departemen Hak Asasi Manusia Partai Demokrat, Rachland Nashidik, mengatakan Nazaruddin baru bisa dipastikan kabur ke luar negeri untuk menghindari pemeriksaan KPK kalau memang dia mengetahui lebih dulu bahwa akan dilarang ke luar negeri sejak 24 Mei lalu.
Kemarin Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto juga memerintahkan Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo, Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto, dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa membawa pulang M. Nazaruddin. "Apabila KPK memerlukan, yang bersangkutan segera bisa dihadirkan," kata Djoko kemarin.
Meski KPK belum meminta bantuan pemerintah, kata Djoko, pemerintah berusaha proaktif. Dia menambahkan, upaya-upaya itu mestilah dilakukan tanpa mengorbankan keselamatan Nazaruddin. "Keselamatannya harus dijaga," ucap Djoko. FEBRIYAN | BUNGA MANGGIASIH | JOBPIE SUGIHARTO | JAYADI SUPRIYADIN
Ketegangan Yudhoyono-Kubu Anas
Bermula dari konflik politik yang mencuat dalam kongres, retaknya Partai Demokrat kian terlihat setelah muncul kasus M. Nazaruddin. Inilah titik-titik ketegangan itu.
1. Susilo Bambang Yudhoyono disebut-sebut mendukung Andi Mallarangeng maju sebagai ketua umum dalam kongres Partai Demokrat pada Mei 2010. Anas Urbaningrum, yang disokong kalangan muda Demokrat, justru jadi pemenang.
2. Lewat pidato, SBY mengisyaratkan penghentian pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat. Politikus Demokrat di DPR dikabarkan tak mengikuti isyarat ini.
3. SBY, yang memimpin Dewan Kehormatan Demokrat, mengusut kasus Nazaruddin dari segi etik. Kubu Anas menandinginya dengan membentuk tim pencari fakta, yang terkesan melindungi Nazaruddin.
4. Saat Dewan Kehormatan mengumumkan pemecatan Nazaruddin dari Bendahara Umum Demokrat, Anas, yang juga anggota dewan ini, tak datang.JAYADI SUPRIADIN | riset
Sumber: Koran Tempo, 30 Mei 2011