SBY: Kepastian Hukum Belum Terwujud, Korupsi Masih Terjadi

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta semua pihak menghilangkan tabiat menyalahkan orang lain. Dia mengajak untuk berintrospeksi secara jujur serta terbuka tentang apa yang telah dicapai dan yang masih gagal.

''Ada yang sudah baik, ada yang belum baik. Ada kisah sukses kita, meski secara jujur ada kegagalan-kegagalan kita,'' kata SBY saat buka puasa bersama para pimpinan lembaga negara serta duta besar negara Islam di halaman dalam Istana Negara, Jakarta, kemarin petang (20/8).

Dia mengungkapkan, dunia telah memandang keberhasilan dan kegagalan Indonesia. Demokrasi serta kebebasan telah hadir. Selain itu, hak asasi makin dihormati, keamanan dalam negeri mulai pulih, dan iklim politik makin stabil. Perekonomian juga makin tumbuh, kerukunan sosial masih dianggap baik, dan peran di dunia internasional makin kuat. Namun, masih banyak hal yang belum berhasil. ''Dilihat bahwa kepastian hukum belum sepenuhnya terwujud. Mari kita introspeksi,'' ujar SBY.

Selain belum terwujudnya kepastian hukum, kata dia, korupsi masih terjadi. ''Birokrasi belum sungguh-sungguh mencerminkan good governance. Perusakan lingkungan masih terjadi dan infrastruktur masih kurang memadai. Itu memengaruhi iklim ekonomi dan investasi,'' tuturnya.

Selain itu, SBY menyinggung biaya politik yang masih tinggi, khususnya dalam pemilihan kepala daerah. ''Masih ada gangguan terhadap kerukunan toleransi di antara kita. Begitu juga, sejumlah kekerasan yang mengganggu keamanan dan ketertiban publik masih dijumpai,'' terang dia.

SBY menyatakan, kritik untuk perbaikan harus diterima dengan sungguh-sungguh. ''Marilah kita terima dengan lapang dada sebagai pekerjaan rumah, sebagai misi bagi kita semua untuk kita lakukan di tahun-tahun mendatang,'' tegasnya. (sof/c5/dwi)
 
Sumber: Jawa Pos, 21 Agustus 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan