Relasi Bisnis dan Keluarga Kandidat [30/07/04]

Susilo Bambang Yudhoyono harus bersyukur. Ia memilih calon wakil presiden yang tepat, yakni Jusuf Kalla. Selain mampu mengikat suara dari Indonesia timur, mantan Menko Kesra itu menjadi sumber uang yang signifikan bagi pasangan ini.

Saya bersyukur, karena Pak Jusuf Kalla berlatar belakang pengusaha, ada bantuan yang memadai dari beliau, kata Yudhoyono dalam wawancara khusus dengan Tempo, awal bulan lalu.

Benar, bantuan Kalla untuk kegiatan kampanye pasangan ini memang sangat memadai. Berdasarkan data perusahaan dan hubungan kekerabatan dengannya, paling tidak ada 18 penyumbang dalam katagori badan usaha. Penyumbang ini terafiliasi dengan Grup Hadji Kalla, Grup Bukaka Teknik, dan Grup Bosowa pimpinan Ahsa Mahmud - anggota Dewan Perwakilan Daerah terpilih yang ipar Jusuf Kalla.

Sedangkan dari kelompok perorangan, terdapat paling tidak 10 nama penyumbang. Mereka adalah anggota keluarga Kalla, termasuk Suhaeli Kalla, bendahara tim kampanye Yudhoyono-Kalla. Nama-nama lain merupakan para pemimpin perusahaan pada grup-grup tersebut.

Jusuf Kalla sendiri menyetorkan modal awal sebesar Rp 10 miliar. Dalam laporan dana kampanye yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum, duit ini ditulis dalam pos sumbangan calon wakil presiden. Sumbangan yang terkumpul dari kerabat besar Kalla ini paling tidak mencapai Rp 18,43 miliar - dari total Rp 71.712.558.310 yang dikumpulkan pasangan ini.

Nama besar keluarga Kalla di Sulawesi Selatan juga membawa berkah. Berdasarkan alamat yang dicantumkan dalam laporan, sekitar 90 persen penyumbang beralamat di wilayah itu. Seorang anggota tim sukses tim Yudhoyono-Kalla di Makassar mengisahkan, peran Ikatan Keluarga Sulawesi Selatan (IKSS) untuk mengumpulkan dana bagi pasangan ini memang sangat besar. Anda tahu, nama Pak Kalla sangat kuat di daerah ini (Sulawesi Selatan). Tentu saja sangat mudah sumbangan terkumpul di sini, kata bekas aktivis pergerakan mahasiswa ini.

Kepada Tempo News Room, dua pekan lalu, Suhaeli mengakui hal ini. Banyaknya penyumbang dari Makassar, kata dia, juga terkait dengan sanak keluarga Jusuf Kalla serta relasi bisnisnya. Adapun Alwi Hamu, wakil ketua tim sukses, menyatakan, Hampir semua penyumbang (di Makassar) adalah teman.

Berbeda dengan duet dari Partai Demokrat itu, penyumbang pasangan Megawati-Hasyim Muzadi lebih tersebar ke berbagai wilayah. Total jenderal mereka memperoleh duit Rp 104.844.370.000. Kendati begitu, tetap saja ada nama menonjol dengan jumlah sumbangan sangat signifikan, yakni Grup Mulia.

Ada sejumlah perusahaan Grup Mulia yang beralamat sama pada daftar penyumbang Mega, yakni PT Muliacemerlang Dianpersada, PT Sanggarcipta Kreasitama, PT Gemilang Nusa Pertiwi, PT Sanggar Mustika Indah, PT Mulia Indoland, PT Mulia Industrindo Tbk., PT Muliabarata Semesta, PT Mulia Intanlestari, dan PT Tebaran Mutiarahitam. Semua menyetor Rp 750 juta untuk calon dari PDI Perjuangan itu.

Berdasarkan penelusuran Indonesia Corruption Watch, sebagian perusahaan itu langsung berkait dengan pengusaha Joko S. Tjandra - yang pernah populer dalam skandal Bank Bali. Bersama Transparency International, lembaga itu juga menduga, perusahaan dalam grup yang sama telah meminjam nama karyawannya untuk dicantumkan dalam daftar penyumbang perorangan.

Bagaimana pun, sumbangan-sumbangan para pelaku bisnis serta keluarga kandidat ini bukanlah investasi atau piutang. Karena itu, para kandidat terpilih tidak harus membayarnya. Apalagi, memberi bunga: keistimewaan dan perlindungan bagi mereka. budi setyarso

Sumber: Koran Tempo, 30 Juli 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan