Rektor Tak Tahu Proyek Nazar di Unsoed

Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Prof Edy Yuwono PhD, mengaku belum mengetahui ada keterkaitan antara proyek Laboratorium Riset Unsoed dengan perusahaan

tersangka suap Wisma Atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin. “Saya belum tahu,” kata Edy ketika ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Edy juga mengatakan bahwa dia belum mendapat laporan terkait diperiksanya Kepala Laboratorium Riset Unsoed, Ismangil, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Saya juga belum mendapat laporan tentang itu,” tegasnya.

Jawaban senada diungkapkannya saat ditanya tentang hasil pemeriksaan KPK terhadap Ismangil.

“Saya juga belum mendapatkan laporan dari KPK tentang hasil pemeriksaan itu,” katanya.

Seperti diberitakan kemarin, Nazaruddin diduga memiliki proyek di Unsoed berupa pengadaan peralatan Gedung Laboratorium Riset Unsoed. Proyek ini dimulai 1 April 2010. Proyek ditangani PT Anugerah Nusantara, salah satu perusahaan milik Nazaruddin.

Rp 45,6 Miliar

Pembangunan dan pengadaan alat riset tersebut bersumber dari dana APBN sebesar Rp 45,6 miliar, dengan nama proyek Pekerjaan Penyediaan Kebutuhan Pengembangan Bidang Ilmu Agroindustri Tahun Anggaran 2009.

Kepala Laboratorium Riset Unsoed Purwokerto, Ismangil, pernah didatangi tujuh anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum lama ini. Ia diperiksa selama dua hari dengan pertanyaan seputar kerja panitia dalam pengadaan alat-alat tersebut. Tim KPK juga melakukan pengecekan bukti fisik.

Bangunan tiga lantai yang terletak di belakang Fakultas Biologi, Karangwangkal, dengan 24 ruangan itu memiliki peralatan lengkap dan terbilang canggih.

Peralatan terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu peralatan kajian Gatra Biologi Molekuler, kajian Gatra Kekimiaan Anorganik dan Organik serta peralatan pendukung.

Di dalamnya juga terdapat Genom Analyzer  yang sering digunakan untuk tes DNA, Spektrofotometer Serapan Atom (AAS), dan Total Organic Carbon (TOC).

“Saya jawab dan buktikan pertanyaan mereka dengan tegas, karena memang tidak fiktif. Saya baru diberi kepercayaan untuk menjabat di sini (laboratorium) setelah bangunan berdiri dan dilakukan serah terima. Soal besar biaya pengadaan alat saya tidak tahu,” tegas Ismangil. (rj-17,43)
Sumber: Suara Merdeka, 19 Agustus 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan