Prioritas Amien Pemberantasan Korupsi [11/06/04]

Capres dari Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menegaskan jika dia terpilih tugas utama yang dilakukan bersama wakilnya, Siswono Yudo Husodo adalah memberantas korupsi.

Insya Allah semua persoalan bangsa yang sulit diatasi akan dibenahi, seperti korupsi, masuknya impor beras yang awut-awutan, penebangan kayu liar (illegal logging) yang telah merugikan negara dan kita semua, katanya ketika berkampanye di halaman Stadion Tri Lomba Juang KONI Jambi, kemarin.

Amien didampingi tim juru kampanyenya dai sejuta

umat KH Zainuddin MZ, Dede Yusuf, Slamet Rahardjo, Achmad Sumargono, Yahya Muhaimin, dan Rijal Djalil. Sebelumnya, Amien mengunjungi pusat pasar tradisional Angso Duo di Kota Jambi.

Kunjungan pertama dalam kampanye di Pasar Angso Duo itu, Amien didampingi istri Sri Kustini Amien Rais, guna mendengar aspirasi rakyat, terutama rakyat menengah ke bawah.

Selama berada di Angso Duo, ia sempat berbelanja barang-barang keperluan dapur, seperti cabai keriting, selada, ikan teri Medan, ikan belido, ikan patin, dan udang ketak.

Amien juga membayar barang yang dibelinya dengan uang yang langsung berasal dari koceknya, namun tidak meminta uang kembalian, misalnya ikan teri Medan seharga Rp28.000 per kg dibayar dengan uang dua lembar Rp20.000.

Sementara istrinya sebentar-sebentar mengingatkan suaminya bahwa masih ada bumbu dapur atau bahan masakan lainnya yang harus dibeli.

Beras impor

Amien menjelaskan lebih lanjut, soal masuknya beras impor yang tak terkendali, khususnya di Jambi telah menyebabkan produksi petani setempat kalah bersaing.

Itu semua, kata Amien, nantinya harus dibenahi. Karena itu, ia meminta kepada massa pendukung agar mengajak saudara-saudara mereka mulai istri, ipar, sampai mertua untuk mencoblos nomor 3 pada pilpres 5 Juli nanti.

Sementara itu, KH Zainudin MZ mengatakan, pemerintah sampai saat ini dalam mengalokasikan anggaran lebih besar untuk belanja rutin dibandingkan anggaran pembangunan.

Belanja rutin itu sengaja diperbesar, karena digunakan untuk membangun rumah dinas pejabat, pembelian mobil dinas pejabat, biaya perjalanan dinas pejabat atau biaya 'jalan-jalan' pejabat ke luar negeri.

Seharusnya biaya anggaran pembangunan lebih diperbesar, untuk pengadaan sarana dan prasarana fasilitas umum yang masih minim.

Pemerintahan selama ini ibarat menggali gunung dan menimbun sumur, itu artinya yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin akibat korupsi terus tumbuh subur, katanya.

Harga-harga sembilan bahan pokok (sembako) terus bergerak naik, minyak tanah sulit didapatkan rakyat menengah ke bawah. Sekarang ini, cuma harga diri yang tak naik, kata Zainuddin sambil bergurau disambut gemuruh sekitar 1.000 massa.

Ia juga mengatakan bahwa uang negara habis 'digerogoti' seperti pada kasus Edi Tanzil, Samadikun Hartono, dan Syamsul Nursalim yang korup, tetapi justru 'dilindungi' dan lari ke luar negeri dengan alasan berobat. Soal itu tak perlu diberi tahu, dan semua orang tahu yang bermain melepaskan para koruptor, katanya lagi. (Ant/P-5)

Sumber: Media Indonesia, 11 Juni 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan