Polisi Diminta Tangkap Koruptor
Sekitar 50 orang yang menamakan diri Brigade Aksi Tangkap Koruptor melakukan aksi unjuk rasa di Markas Besar Polisi Republik Indonesia kemarin. Mereka menuntut agar polisi menangkap dan menyita aset para koruptor.
Kami meminta agar pemerintah dan Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar segera menangkap koruptor, pembobol bank, dan pelaku pembalakan liar, kata Tito, koordinator aksi massa tersebut.
Menurut Tito, korupsi telah menjadi penyebab krisis berkepanjangan di Indonesia. Hal ini diperparah lagi dengan lemahnya penegakan hukum dan pengawasan aparat negara. Kasus pembalakan liar yang melibatkan aparat kepolisian sebagai beking merupakan bukti paling konkret, ujar Tito.
Dalam aksi yang berlangsung cukup tertib itu, mereka menuntut pihak kepolisian menyebutkan identitas cukong yang menjadi tersangka pembalakan liar secara jelas dan nyata. Mereka juga meminta agar para pelakunya dipenjarakan karena telah merugikan negara.
Aksi itu berlangsung sekitar satu jam. Mereka datang tanpa membawa pengeras suara. Beberapa orang di antara mereka membentangkan spanduk dan mengusung sejumlah poster berisi daftar para koruptor dan pembobol bank yang masih belum tertangkap. Nama-nama yang dicap sebagai koruptor antara lain Maria Pauline Lumowa (tersangka pembobol BNI bersama Adrian Herling Waworuntu), Irawan Salim (Direktur Utama Bank Global), Syamsul Nursalim (tersangka penyelewengan dana BLBI Bank Dagang Nasional Indonesia), Samadikun Hartono (terpidana penyelewengan BLBI Bank Modern), dan David Nusa Wijaya (terpidana Direktur Bank Umum Servitia) yang buron. edy can
Sumber: Koran Tempo, 30 Maret 2005